Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/667
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorArison Sani-
dc.contributor.authorNur Khasanah, 12210490-
dc.date.accessioned2020-06-26T05:42:44Z-
dc.date.available2020-06-26T05:42:44Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/667-
dc.description.abstractDewasa ini kata kesalehan merupakan kata yang sakral, kata tersebut membawa asosiasi kita kepada amalan orangorang yang tekun melakukan kebajikan, kebajikan yang tidak hanya berkaitan dengan ibadah ritual saja akan tetapi juga berkaitan dengan ibadah sosial. kedua dimensi ini (kesalehan sosial dan kesalehan ritual) sering dianggap tidak memiliki hubungan apa-apa. Karena itu, orang yang rajin ibadah, yang setiap tahun mengerjakan ibadah haji, namun mereka tidak memiliki kepedulian terhadap persoalan yang terjadi disekitarnya banyak kita temui. Dari perspektif ini dapat kita pahami bahwa, sekalipun tempat ibadah berkembang dimana-mana, kualitas orang yang mengerjakan haji semakin meningkat, majelis taklim tumbuh pesat di kantor-kantor, namun pada saat yang sama korupsi juga semakin meningkat, kebocoran anggaran terjadi dimanamana. Ternyata hal demikian juga dilakukan oleh orang-orang yang secara ritual keagamaan dinilai cukup taat, seperti melaksanakan ibadah salat, haji, zakat, dan lain-lain. Adapun peluang terbesar terjadinya korupsi ada di birokrasi, sebagai organisasi publik penyelenggara pemerintahan dan pelayanan publik sehari-hari. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah, untuk mengetahui bagaimana korelasi antara kesalehan individu dan kesalehan sosial, serta untuk mengetahui bagaimana aspekaspek problematika kesalehan birokrasi, serta mengkajinya xvi dalam perspektif Al-Qur‟an melalui kajian Tafsir Fî Zhilâl Al- Qur‟an. Adapun masalah yang diangkat dalam skripsi ini, pertama Bagaimana kesalehan birokrasi secara umum, yang ditandai dengan kesalehan seseorang secara individu dan sosial, kedua bagaimana riwayat hidup Sayyid Quthb, ketiga bagaimana penafsiran Sayyid Quthb mengenai kesalehan birokrasi dalam Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’an. Kajian skripsi ini merupakan kajian pustaka dengan metode pembahasan yang bersifat deskriptif analisis, yakni menggambarkan dan menguraikan data-data penafsiran Al- Qur‟an tentang materi bahasan yang didapat dari berbagai sumber bacaan yang primer dan sekunder, kemudian data-data tersebut dianalisis untuk memperoleh kesimpulan demi tercapainya tujuan penelitian yaitu “Kesalehan Birokrasi Dalam Perspektif Al-Qur‟an (Kajian Tafsir Fî Zhilâl Al- Qur‟an)”. Sumber-sumber utama dari bahan-bahan kajian penelitian ini diambil dari berbagai kitab tafsir Al-Qur‟an seperti; Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’an, karya Sayyid Quthb, tafsir Al-Mishbâh, karya M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Maraghi, karya Ahmad Mustafa Al-Maraghi. Adapun temuan yang didapatkan dari hasil penelitian mengenai “Kesalehan Birokrasi Dalam Perspektif Al-Qur‟an (Kajian Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur‟an)” adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip kesalehan birokrasi, diharapkan tidak adanya kecurangan dan penyalahgunaan jabatan demi untuk menguntungkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan rakyat. Selanjutnya penulisan skripsi ini diharapkan mampu meberikan sumbangan untuk memperluas wawasan intelektual pembaca dan memperkaya khazanah ilmu-ilmu keislaman.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectBirokrasien_US
dc.subjectTafsit Fi ZhilAlen_US
dc.titleKesalehan Birokrasi Dalam Perspektif Al-Qur'an (I{aiian Tafsit Fi ZhilAl ALQur'ary'en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
12210490.pdf
  Restricted Access
2.51 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
12210490_Publik.pdf
  Restricted Access
1.11 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.