Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/696
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuhammad Ulinnuha-
dc.contributor.authorQURROTA A’YUN, 13210539-
dc.date.accessioned2020-06-30T05:59:56Z-
dc.date.available2020-06-30T05:59:56Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/696-
dc.description.abstractCara penyampaian Al-Qur`an yang seringkali menggunakan bahasa yang diulang-ulang ini memberikan asumsi bahwa Al-Qur`an ini tidak rapi dan tidak baligh (Kamil Najjar). Disisi lain dikatakan juga bahwa sejatinya di dalam Al-Qur`an tidak terdapat pengulangan.(Quraish Shihab). Sementara itu, pemahaman mengenai siksa dan ampunan Allah dewasa ini kian booming bersamaan dengan menjamurnya aliran radikal di tengah-tengah Masyarakat. Berangkat dari hal itu, penulis kemudian tergerak untuk melakukan penelitian pada frasa yaghfiru liman yasyâ` wa yu’adzdzibu man yasyâ` yang diulang sebanyak enam kali dalam Al-Qur‟an, berdasarkan pemahaman mufasir teologis. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan kausal komparatif. Dalam penelitian ini, penulis mencoba menjawab permasalahan yang ada melalui studi dokumen atau pustaka (library research) dengan merujuk pada data primer dan sekunder. Sumber data primer yang penulis gunakan adalah Tafsir at-Thabari, Tafsir al-Kassyaf, dan Tafsir al-Mizan. Sementara data sekundernya merupakan buku-buku Ulumul Qur`an, kitab-kitab Qawaid Tafsir, kamus-kamus Al-Qur`an serta buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif. Penelitian ini membuktikan bahwa kendatipun banyak kata yang diulang dalam Al-Qur`an, namun sejatinya ayat-ayat tersebut memiliki makna yang berbeda sesuai dengan konteks pembicaraan pada ayat yang berkaitan. Hasil penelitian ini mendukung kaidah tikrar yang diugkapkan oleh Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Itqan fi Ulumul Qur`an, az-Zarkasyi dalam al-Burhan fi Ulumil Qur`an, dan Khalid Usman as-Sabt dalam kitabnya Qawaid Tafsir yang menyatakan bahwa “Pengulangan dalam Al- Qur`an terjadi karena adanya perbedaan ta‟alluq (konteks pembicaraan)”. Selain itu, penelitian ini juga membantah argumen Kamil Najjar mengenai ketidakbalighan Al-Qur`an lantaran pengulangan ini. Karena, disamping memiliki makna khusus, frasa ini ternyata juga memiliki makna global yang berfungsi sebagai ta’kid.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectRepetisi Frasaen_US
dc.titleRepetisi Frasa Yaghfiru liman Yasyâ` wa Yu’adzdzibu man Yasyâ` dalam Al-Qur`an (Komparasi Tafsir Teologis)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
13210539.pdf
  Restricted Access
4.07 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.