Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/712
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuhammad Ulinnuha-
dc.contributor.authorYani Sri Mulyani, 13210560-
dc.date.accessioned2020-06-30T07:42:32Z-
dc.date.available2020-06-30T07:42:32Z-
dc.date.issued2018-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/712-
dc.description.abstractIsrâiliyât telah menjamur luas. Ia merupakan kisah atau dongeng yang memang sengaja dimasukkan musuh-musuh Islam ke dalam Tafsir dan Hadis yang sama sekali tidak ada dasar-dasarnya dalam sumber lama. Keberadaan riwayat-riwayat Isrâiliyât dalam kitab tafsir dikhawatirkan dapat menimbulkan khurafat dan merusak aqidah Islamiyyah. Di samping itu, kisah-kisah Isrâiliyât membuka celah bagi musuh Islam untuk mengatakan bahwa ajaran Islam adalah agama ciptaan Muhammad yang dipadukan dari ajaran Yahudi dan Nasrani. Penyebaran kisah Isrâiliyât telah ada sejak zaman Nabi dan berkembang subur di kalangan Islam ketika masa tabi` tabi`in. Menurut Muhammad Husein adz-Dzahabi (w. 1977 M) makna lahiriyah dari Isrâiliyât adalah pengaruh kebudayaan Yahudi dan Nasrani terhadap penafsiran Al-Qur`an. Kisah yang dimasukkan dalam tafsir yang periwayatannya kepada sumber Yahudi dan Nasrani. Di sini penulis akan mengkaji Isrâiliyât dalam kisah Nabi Nuh as., Nabi Ibrahim as., Nabi Musa as., dan Nabi Isa as., cerita-cerita semacam ini banyak muncul dan dijumpai dalam kitab-kitab tafsir klasik, khususnya kitab tafsir yang secara metodologis menggunakan pendekatan tafsîr bi al-ma`tsûr. Untuk mendapatkan fakta dan data yang objektif dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penelitian pustaka (library research) yaitu rangkaian yang berkenaan dengan pengumpulan data dari literatur yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode komparatif- kritis. Dari penelitian ini, penulis menemukan beberapa kesimpulan yaitu: riwayat Isrâiliyât dalam penafsiran kisah Nabi Nuh as., Nabi Ibrahim as., Nabi Musa asa., dan Nabi Isa as., di dalam tafsir al-Qurthubi dan tafsir al- Kasysyâf adalah: Isrâiliyât mengenai kisah Nabi Nuh as., ada beberapa riwayat yaitu mengenai pembuatan serta ukuran perahu Nabi Nuh as. Dalam kisah Nabi Ibrahim as., ada 2 riwayat, yaitu: Pertama, yang diperintahkan untuk disembelih adalah Ishaq. Kedua, ketika Syetan menggoda keluarga Nabi Ibrahim as. Dalam kisah Nabi Musa as., terdapat 2 riwayat, yaitu: Pertama, permohonan Nabi Musa as., untuk melihat Allah. Kedua, Allah berbicara kepada Nabi Musa sebanyak dua kali. Dan yang terakhir dalam kisah Nabi Isa as., terdapat 2 riwayat, yaitu: Pertama, hidangan yang diminta oleh Hawariyyin. Kedua, hidangan itu diturunkan dua kali untuk sebagian ahli ibadah Bani Israil. Setelah penulis analisa, dari semua riwayat tersebut semuanya termasuk kategori kisah Isrâiliyât yang mardûd (tertolak).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectIsrâiliyâten_US
dc.subjectUlul Azmien_US
dc.titleIsrâiliyât dalam Kisah Ulul Azmi (Studi Komparatif Tafsir al-Qurthubi dan Tafsir az-Zamakhsyari)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
13210560.pdf
  Restricted Access
3.15 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.