Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/714
Title: | Amar Ma’rûf Nahi Munkar dalam Pandangan Al-Qâdhi Abdul Jabbâr (W 1025 M) (Kajian Terhadap Tafsir Tanzih Al-Qur’an An Al-Matha’in) |
Authors: | Irma Savitri, 11210436 |
Advisor: | Muhammad Ulinnuha |
Issue Date: | 2017 |
Publisher: | Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Skripsi ini membahas tentang penafsiran amar ma’rûf nahi munkar dalam pandangan Al-Qâdhi Abdul Jabbâr, kajian terhadap tafsir Tanzîh Al- Qur’ân ‘An al-Mathâ’in. Al-Qâdhi Abdul Jabbâr sendiri merupakan salah satu tokoh tafsir dari kalangan Mu’tazilah yang masyhur. Kajian dalam skripsi ini hanya berfokus pada ayat-ayat mengenai amar ma’rûf nahi munkar, yang mana di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang dibahas. Sebuah penelitian terdahulu skripsi karya Euis Fathiyatus Sa’adah yang berjudul “ Amar Ma’rûf Nahi Munkar (Kajian Tafsir Al-Azhar Surah Ali ‘Imrân Ayat 104). Yang hanya mengulas mengenai penafsiran dalam pandangan tafsir al-Azhar pada surat Ali ‘Imrân ayat 104. Berbeda dengan penelitian ini yang membahas mengenai amar ma’rûf nahi munkar dalam pandangan al-Qâdhi Abdul Jabbâr dalam dalam al-Qur’an yang terdiri dari beberapa surah. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang membahas mengenai Amar Ma’rûf Nahi Munkar, namun dalam skripsi ini hanya akan mencoba membahas 9 ayat dari surah-surah yang berbeda yang berkaitan dengan tema, agar pembahasan skripsi ini terarah dengan baik. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah mengenai konsep dan juga penafsiran Al-Qâdhi Abdul Jabbâr tentang Amar Ma’rûf Nahi Munkar, mengingat beliau merupakan salah satu ahli tafsir yang terkenal di kalangan Mu’tazilah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research, yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka, dengan mendeskripsikan penjelasan dari berbagai pendapat mufassir. Dari penelitian ini penulis menemukan beberapa kesimpulan diantaranya menurut penafsiran Abdul Jabbâr mengenai perintah Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan suatu kewajiban dari sekolompok orang saja, karena menurut beliau perintah itu hanya untuk orang-orang mukallaf juga untuk orang-orang yang telah mendapat petunjuk dari Allah dan menjalankannya sesuai dengan kondisi dan kekuatan yang dimilikinya masing-masing. Secara garis besar semua Imam Mu’tazilah berpendapat xvi yang sama karena peran Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan salah satu dari lima dasar teologi Mu’tazilah. Berbeda dengan panafsiran para ulama Sunni, menurut mereka Amar Ma’rûf Nahi Munkar merupakan kewajiban umat Muslim yang mana adalah sebaik-baik Umat yang Allah turunkan dan merupakan yang paling banyak dan tanpa bosan meyeru kepada kebaikan |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/714 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
14210436.pdf Restricted Access | 3.38 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
14210436_Publik.pdf Restricted Access | 1.86 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.