Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/730
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Ali Mursyid | - |
dc.contributor.author | Lily Agustina, 14210585 | - |
dc.date.accessioned | 2020-07-01T06:04:00Z | - |
dc.date.available | 2020-07-01T06:04:00Z | - |
dc.date.issued | 2018 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/730 | - |
dc.description.abstract | Mengenai asal usul penciptaan manusia telah banyak teori-teori yang muncul. Salah satunya adalah teori Darwinisme yang diyakini benar oleh sekelompok orang. Teori itu yang menyatakan bahwa “ spesies makhluk hidup terus-menerus berevolusi menjadi spesies lain.Manusia berasal dari kera”.Secara Ekspisit, Al-Qur`an tidak mengemukakan bahwa Adam sebagai manusia pertama. Al-Qur`an hanya menerangkan bahwa Adam sebagai Nabi dan darinya manusia berkembang. Untuk itu penulis akan berusaha melakukan penelitian terkait dengan asal usul penciptaan manusia studi komparatif Tafsir Rûh al-Bayân dan Tafsir Mafâtih al-Ghâib.Dengan menggunakan kedua tafsir ini, penulis akan mengurai pemikiran kedua mufassir tentang asal usul penciptaan manusia dan juga mencari persamaan dan perbedaannya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan komparatif. Dan merujuk pada data primer dan skunder. Sumber data primer yang penulis gunakan adalah Tafsir Rûh al-Bayân dan Tafsir Mafâtih al-Ghâib.Sementara data sekunder yang digunakan adalah Tafsir Ilmi , buku-buku biografi mufasir klasik-modern,mu‟jam al-Muhfarâs, serta buku-buku yang berkaiatan dengan pembahasan. Dari hasil analisis yang penulis teliti, dapat ditemukan bahwa kedua mufassir sepakat bahwa Nabi Adam as. adalah manusia pertama yang diciptakan Allah. Setiap manusia harus mempercayai hal-hal ghaib yang memang terkadang tidak masuk akal. manusia diciptakan dari tanah supaya manusia mempunyai sifat tawadlu dan bisa menjadi pemimpin yang baik di muka bumi ini. Dan juga tanah itu bisa memadamkan api syahwat, kemarahan dan ketamakan. Menurut Ismâil Hâqqi,Allah menciptakan Adam dengan kedua tangan-Nya. Kemudian ditiupkanya sebagian dari ruh Allah tanpa perantara pula. Setelah ruh ditiupkan kepada Adam, maka Adam sudah mempunyai kesiapan untuk ber “tajalli”. Sedangkan menurut Fakhrûddin ar- Râzi manusia terdiri dari dua sel, yaitu prebiotic dan organic kedua sel ini diambilkan dari tanah, oleh karena itu setiap manusia disimbolkan atau diciptakan dari tanah. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Penciptaan Manusia | en_US |
dc.subject | Tafsir Rûẖ al-Bayân | en_US |
dc.subject | Tafsir Mafâtiẖ al-Ghaib | en_US |
dc.title | Asal Usul Penciptaan Manusia (Studi Komparatif Tafsir Rûẖ al-Bayân Dan Tafsir Mafâtiẖ al-Ghaib) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
14210585.pdf Restricted Access | 4.23 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
14210585_Publik.pdf Restricted Access | 1.77 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.