Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/783
Title: Kekeliruan dalam Buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman karya Fahmi Basya (Studi Analisis Ad-Dakhȋl)
Authors: Latania Fizikri, 15210664
Advisor: Muhammad Ulinnuha
Issue Date: 2019
Publisher: Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta
Abstract: Kecendrungan rasionalistik dalam penafsiran berkembang terus dari masa ke masa, banyak diantaranya tafsir yang mengungkapkan berbagai macam ilmu dari Al-Qur‟an. Penulis tafsir atau mufassir beranggapan bahwa hal tersebut merupakan salah satu aspek kemukjizatan Al-Qur‟an dan bukti elastisitasnya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun dari sisi lain hal ini justru merupakan penyimpangan yang terlalu jauh dan tidak sesuai dengan maksud diturunkannya Al-Qur‟an , hal seperti inilah yang dikenal dengan istilah ad-dakhȋl dalam penafsiran Al-Qur‟an. Penelitian ini mengkaji tentang unsur ad-dakhȋl yang terdapat pada penafsiran Fahmi Basya dalam buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman. Penulis menganalisa bentuk ad-dakhȋl dalam penafsiran Fahmi Basya serta menilai status ad-dakhȋl nya, dalam menganalisa penulis memakai teori kritik tafsir infiiltratif (ad-dakhȋ) Ahmad Fayed. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif berbasis kepustakaan (library research). Adapun pengumpulan data melalui kajian pustaka terhadap buku primer yaitu Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman dan buku-buku lainnya yang terkait. Pada bagian inti penulis melakukan analisis ad-dakhȋl terhadap penafsiran Fahmi Basya. Adapun hasil dari penelitian ini terhadap 7 ayat yang dijadikan objek kajian dari penelitian, penulis menilai bahwa semuanya terdapat unsur penyimpangan terhadap penafsiran Al-Qur‟an (ad-dakhīl), sangat terlihat unsur al-dakhīl bi ra’yi nya. Fahmi Basya menganggap hasil penelitiannya adalah keputusan final dan menganggap apa yang disampaikan mufassir hanya hasil rekaan semata. Ia juga terlihat menafsirkan Al-Qur‟an dengan pendapat sendiri serta menganggap baik dengan ukuran pribadinya. Memandang kepada status al-dakhīl , maka tergolong pada tafsir mardud yang tidak dapat diterima karena dalam menafsirkan ayat Al-Qur‟an, ia hanya menggunakan pendapat sendiri, sedangkan dalam menetapkan sumber otentik penafsiran harus menggunakan aspek-aspek penafsiran dengan Al- Qur‟an, hadis, pendapat sahabat dan tabi‟in, sesuai dengan kaidah bahasa Arab, dan ijtihad/ ra’yu dan syarat-syarat pendukung yang lainnya
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/783
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
15210664.pdf
  Restricted Access
4.39 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.