dc.description.abstract |
Kajian historisitas Al-Qur’an tidak pernah sepi dari argumentasi dan spekulasi.
Mengingat pembahasan ini adalah dasar dalam memahami Al-Qur’an, berbagai pihak
mencoba untuk mengeksplor dan mengungkap bagaimana proses Al-Qur’an sebagai firman
Tuhan berevolusi sejak awal muncul sehingga menjadi sebuah teks suci sebagaimana yang
ada pada hari ini. Outsider adalah pihak yang paling gencar melakukan kajian ini, tidak heran
jika geliat kajian mereka tergolong dinamis dengan berbagai macam metodologi yang
ditawarkan. Selain itu keniscayaan polarisasi dalam tubuh orientalis, skeptis dan dialogis,
menjadi daya tarik tersendiri untuk diikuti dan digali. John Wansbrough dan Angelika
Neuwirth, merupakan dua diantara beberapa sarjana Barat yang menjadi representasi dari
pengkaji tema historisitas Al-Qur’an yang dianggap berpengaruh dan berdiri pada dua kubu
berseberangan.
Kenyataan tersebut menggiring kuriositas penulis pada sebuah pertanyaan “apakah
pendapat Wansbrough dan Neuwirth memang benar-benar berbeda atau masih ada benang
merah yang berasal dari hulu yang sama?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentu harus
dilakukan sebuah penelitian kajian komparasi pemikiran antara Wansbrough dan Neuwirth,,
mengingat belum ada penelitian yang melakukan kajian komparasi terhadap tema Historisitas
Al-Qur’an dari sudut pandangan kedua tokoh tersebut. Selanjutnya, dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode deskriptif-komparatif, sehingga penulis sampai pada
kesimpulan bahwa setelah melihat latarbelakang tokoh, asumsi dasar, metodologi dan
pandangan Wansbrough dan Neuwrith hampir dapat dikatakan berbeda, ada dua pandangan
dasar yang sama-sama diyakini oleh keduanya tentang sejarah Al-Qur’an, yaitu: (1) peran
aktif Muslim dalam penyusunan Al-Qur’an, dan (2) keterpengaruhan Al-Qur’an dengan
tradisi yang mengitari |
en_US |