Abstract:
Ad-dakhîl menjadi kajian penting dalam ranah ilmu tafsir belakangan ini. Terbukti dengan banyaknya penelitian yang mengungkap berbagai bentuk ad-dakhîl dalam kitab-kitab tafsir. Hal ini tidak lain guna mengembalikan nama baik tafsir dan Islam pada umumnya yang telah tercoreng akibat ad-dakhîl. Penulis menjadi salah satu dari sekian banyak pengkaji yang tertarik pada kajian ad-dakhîl dalam kitab tafsir dan menjadikan tafsir al-Jawâhir al-Hisân fî Tafsîr Al-Qur‟ân terkait ayat-ayat kisah dalam QS. Al-Anbiyâ‟ [21] karena sering kali masyarakat mengimani begitu saja kisah-kisah Nabi yang berusmber dari penafsiran Al-Qur‟an tanpa menganalisa lebih lanjut. Di samping itu belum ditemukannya juga penelitian ad-dakhîl yang menjadikan tafsir ini sebagai objek kajiannya.
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan metode Deskriptif-Analisis. Maka sumber utama dalam penelitian ini adalah kitab Al-Jawâhir al-Hisân fî Tafsîr al-Qur`ân karya ats-Tsa„âlabî. Sedangkan sumber sekundernya merupakan buku-buku yang membahas ad-dakhîl, isrâîliyyât, dan hadis maudhu‟ salah satunya “Ushûl ad-Dakhîl fî Tafsîr Ây at-Tanzîl” karya Jamal Mushthafâ an-Najjâr, kitab Qashâish, jurnal-jurnal ataupun artikel yang relevan dengan penelitian.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 18 riwayat yang tersebar dalam enam kisah yang diteliti, penulis mengidentifikasi 13 riwayat di antaranya sebagai ad-dakhîl dengan rincian enam ad-dakhîl dengan status maskût „anh dan tujuh ad-dakhîl dengan status mardûd, yaitu: a) Ad-Dakhîl yang maskût „anh: (1) Kebinasaan Namrud di bawah tentara Allah Swt. yang paling lemah (Nyamuk); (2) Dugaan mengenai api yang disihir hingga tidak dapat membakar Nabi Ibrâhîm as.; (3) Orang yang mengatakan ى حرًٌقيػوٍهيْ adalah seorang laki-laki Persia dari kalangan al-Akrâd dakhîl kategori hadis daif yang maskût „anh; (4) Nabi Ibrâhîm as. memiliki cadangan makanan ketika berada dalam api. (5) Detail angin Nabi Sulaimân as. dihukumi maskût „anh (Dibiarkan); (6) Hadis dari Usamah bin Zaid terkait ىيَ أْىرٍى حىم اْلرَّاحًًِ ىٍ يْ . b) Ad-Dakhîl yang mardûd: (1) kronologi penghancuran berhala yang dilakukan Nabi Ibrâhîm as. sebagai bentuk sanggahan terhadap kaumnya; (2) Penangkapan Nabi Ibrâhîm as. oleh pasukan Namrud dan perintah mengumpulkan kayu bakar; (3) Kisah Nabi Ayyûb as. terkait penyakit yang dideritanya; (4) Hadis Anas bin Malik terkait ىيَ أْىرٍى حىم اْلرَّاحًًِ ىٍ يْ ; (5)Nabi Yûnus as. pergi karena ia marah ketika sudah cukup lama mengajak kaumnya untuk menyembah Allah, namun kaumnya malah mempersulit Nabi Yûnus as. dalam berdakwah; (6) Hadis Sa‟d bin Mâlik terkait keutamaan doa Nabi Yûnus as. (7) Ya‟jûj Ma‟jûj dapat melubangi benteng Zulkarnain dihukumi mardûd.