DSpace Repository

Moderasi Beragama (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz Karya Ibnu „Athiyyah)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Iffaty Zamimah
dc.contributor.author Suci Khaira, 16210796
dc.date.accessioned 2020-09-11T09:08:34Z
dc.date.available 2020-09-11T09:08:34Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1089
dc.description.abstract Penelitian ini menganalisa penafsiran Ibnu ‘Athiyyah pada ayat yang membahas tentang moderasi beragama, serta mengetahui relevansi yang konkrit pada kehidupan saat ini khususnya di indonesia. Denga tujuan agar umat manusia dapat hidup dengn rukun dan damai. Dengan rumusan bagaimana penafsiran Ibnu Athiyyah pada ayat Al-Qur’an yang membahas tentang moderasi beragama? dan bagamana analisis penafsira Ibnu ‘Athiyyah dalam teori Abdullah Saeed? Penelitian yang penulis gunakan adalah metode studi kualitatif dengan bentuk penelitian pustaka (library research). Sumber data utamanya yaitu kitab tafsir al-Muharrar al-Wajȋz karya Ibnu ‘Athiyyah. Kemudian teknis analisis data yang digunakan dalam analisis data ini adalah menggunakan metode analisis isi media kualitatif dan juga menggunakan metode deskriptif analisis. Penelitian ini bisa disimpulkan dalam dua poin. Pertama, penafsiran Ibnu ‘Athiyyah pada ayat moderasi beragama, yaitu pada Q.S Al-Baqarah ayat 143 Ibnu ‘Athiyyah menjelaskan yang di maksud ummatan wasathan yang terdapat pada ayat ini ialah umat moderat (‘adl), dan seseorang bisa dikatakan ummatan wasathan apabila ia diberi tempat lebih luhur dari golongan terpilih/terbaik yang mengikuti jejak Nabi Muhammad. Kemudian Q.S Al-Baqarah ayat 256 menurut Ibnu ‘Athiyyah ayat ini menjelaskan bahwa dengan adanya petunjuk dan adanya Rasul yang mengajak kepada Allah tentu itu sudah menjadi sebuah cahaya yang ditunjukkan Allah kepada hambanya. Dengan itu sesungguhnya tidak ada paksaan dalam memasuki agama (Islam). Kemudian Q.S Hȗd ayat 118-119 Ibnu ‘Athiyyah menjelaskan bahwa Allah menciptakan makhluknya untuk kebahagiaan namun disisi lain juga ada keburukan. Karena tujuan inilah akhirnya Allah menciptakan manusia, dan dengan adanya perselisihan dapat menjadi bukti keburukan umatnya yang karenanya Allah berhak menyiksa terhadap mereka yang berselisih, dan pada Q.S An-Nisȃ ayat 135 Ibnu ‘Athiyyah menjelaskan maksud ayat ini ialah barang siapa yang berbuat adil dan menegakkan keadilan serta menjadi saksi yang baik, yaitu yang memberi pernyataan seseorang dengan perkataan yang jujur dan tidak berbuat dzalim dengan mengikuti hawa nafsu, maka Allah akan memberinya pahala dunia serta memberikan apa yang ia inginkan di akhirat. Kedua analisis Ibnu ‘Athiyyah dalam teori konteksual Abdullah Saeed ternyata relevan dengan ayat-ayat moderasi beragama, karena sesuai dengan konteks saat ini. xv Kata kunci: Moderasi Beragama, kitab Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz Karya Ibnu ‘Athiyyah en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Moderasi Beragama en_US
dc.title Moderasi Beragama (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Muharrar Al-Wajȋz Karya Ibnu „Athiyyah) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account