DSpace Repository

Konsep Pemeliharaan Anak Yatîm Perspektif Mufassir Nusantara

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sofian Effendi
dc.contributor.author Yusriyatus Sa’adah, 16210804
dc.date.accessioned 2020-09-11T09:15:04Z
dc.date.available 2020-09-11T09:15:04Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1091
dc.description.abstract Anak yatîm mempunyai kedudukan istimewa di sisi Allah swt dan Rasulullah saw. Kemudian di dalam Al-Qur′an kata yatîm 23 kali disebutkan dalam berbagai konteks. Hal ini menunjukkan bahwa anak yatîm harus diperhatikan, mengingat setelah ayah mereka wafat mereka kehilangan tempat berlindung dan mengadu. Lalu bagaimanakah cara kita memperlakukan anak yatîm? Adapun Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep pemeliharaan anak yatîm Persfektif Mufassir yang ada di Nusantara. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan metode Deskriptif-Analisis-Komparatif. Maka sumber utama dalam penelitian ini adalah kitab Tarjum al-Mustafîd, al-Furqân Tafsir Qur′an dan Tafsir al-Azhar. Sedangkan sumber sekundernya merupakan dari kitab-kitab, buku-buku, jurnal-jurnal, dan ‘ulûm al-Qur`ân yang berkaitan dengan pembahasan anak yatîm. Hasil penelitian ini menghasilkan bahwa Secara umum Syaikh ‵Abd al-Ra′ûf as-Singkili, Ahmad Hassan dan Buya Hamka memiliki pandangan dan prinsip yang sama terhadap 10 ayat Al-Qur′an mengenai konsep pemeliharaan anak yatîm seperti dalam pemaknaan kalimat namun beberapa kali berbeda tehnik penafsirannya. ‵Abd al-Ra′ûf hanya menjelaskan secara ijmalî dan bahasa melayu yang digunakan masih baku, A Hassan juga menjelaskan terkadang bil ra’yî dan secara ijmalî, sedangkan Hamka menjelaskan dengan metode tahlîlî dan beberapa kali mengambil kisah-kisah serta Riwayat Nabi dan dikaitkan dengan ayat lainnya lalu ditambah dengan contoh nyata yang terjadi di tengah masyarakat. Abd al-Ra′ûf dan Hamka beberapa kali memiliki pandangan yang sama seperti dalam QS. Al-Baqarah [2]:220 dan dalam QS. Al-Kahf [18]:82 namun terkadang ada kalanya Abd al-Ra′ûf dan A Hassan juga memiliki pandangan yang sama seperti pada QS. An-Nisâ′ [4]:2. Dan Ketiga Mufassir juga mepunyai pemaknaan yang sama pada QS. Al-Balad [90]:15 Kemudian beberapa kali ketiganya mempunyai pemaknaan yang berbeda namun maksud dan tujuannya sama seperti dalam QS. An-Nisâ′ [4]:2, QS. Al-′An`âm [6]:152, QS. Al-′Insân [76]:8, QS. Al-Fajr [89]:17, QS. Adh-Dhuḫâ [93]:6, QS. Adh-Dhuḫâ [93]:9, dan QS. Al-Mâ`ûn [107]:2.Kata kunci: Anak Yatîm, Tarjumân al-Mustafîd, al-Furqan, al-Azhar en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Pemeliharaan Anak Yatîm en_US
dc.subject Mufassir Nusantara en_US
dc.title Konsep Pemeliharaan Anak Yatîm Perspektif Mufassir Nusantara en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account