DSpace Repository

Telaah Tumbuhan Bidara untuk Pengobatan Menurut Al-Qur‟an dan Hadis

Show simple item record

dc.contributor.advisor Arison Sani
dc.contributor.author Sri Rezeki, 16210794
dc.date.accessioned 2020-09-21T04:39:07Z
dc.date.available 2020-09-21T04:39:07Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1107
dc.description.abstract Pemanfaatan bidara mengalami perkembangan dari masa ke masa. Dahulu bidara yang kaya akan manfaat pada masa Rasulullah dijadikan untuk pengobatan ruqyah dan air mandi jenazah, namun seiring berkembangnya teknologi, pemanfaatan bidara dapat ditemukan pada dunia skincare dan bodycare. Hal inilah yang menarik penulis untuk mengungkap pemanfaatan bidara yang ditinjau dari surah Saba‟ ayat 16 dan surah Al-wâqiah ayat 28. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik Library Research. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif-analisis. Sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab-kitab Tafsir, seperti Al-Misbah karya Quraish Shihab, Tafsir Kemenag, Ibn Katsîr, Al-Azhar karya Hamka, dan Tafsir Al-Qurtubî, dan sumber sekundernya adalah majalah-majalah atau artikel, jurnal beserta karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian ini adalah pemanfaatan bidara yang ditemukan sebagai pengobatan penyakit luar dan dalam, seperti: menyembuhkan luka, antikanker, mencegah diabetes, obat diare, meredakan demam, mengatasi insomnia, masalah kewanitaan, air mandi untuk bersuci, malaria, dan lain sebagainya. Adapun pandangan para mufassirin mengenai bidara pada surah Saba‟: 16 kelima mufassir menyatakan “kami ganti kebun-kebun mereka dengan pohon yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon bidara”. Dari penafsiran di atas ada yang menyatakan pohon bidara sedikit manfaatnya, dan ada juga yang mengkiaskan pohon bidara sebagai hiasan semata. Sama-sama yang kita ketahui bahwa bidara itu kaya akan manfaat, itu dikarenakan belum adanya ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat itu untuk meneliti kebermanfaatan pohon bidara. Sedangkan dalam surah Al-Wâqi„ah: 28 kelima mufassir penafsir menafsirkannya dengan pohon yang subur tanpa ada duri sehingga aman dijangkau oleh penghuni surga untuk menikmati keindahannya. Sedangkan jika kita mengamati pohon bidara saat ini tentulah fisik yang digambarkan jelas berbeda, sebab yang ada disekitar kita ada durinya. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat pohon bidara yang digambarkan di surga sebagaimana yang dijelaskan di ayat ini, sangat berbeda dengan apa yang kita lihat di bumi, tentu saja gambaran di surga melebihi apa yang kita bayangkan. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Tumbuhan Bidara en_US
dc.subject Pengobatan en_US
dc.title Telaah Tumbuhan Bidara untuk Pengobatan Menurut Al-Qur‟an dan Hadis en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account