dc.description.abstract |
Penelitian ini merupakan kajian atas Konsep Muhkam Mutasyabih
menurut perspektif Jalaluddin as-Suyuthi (w.911 H) dan Nashr Hamid Abu
Zayd (1431 H/2010 M). Kedua tokoh ini dikenal sebagai ulama klasik dan
kontemporer, dilahirkan di kota yang sama yaitu Mesir, namun pengalaman
kehidupan dan perjalanan inteletualnya berbeda karena tidak hidup di waktu
yang sama. Kajian muhkam mutasyabih
Penelitian ini fokus terhadap bagaimana konsep Muhkam
Mutasyabih menurut kedua tokoh, memgetahui bagaimana perbedaan
pandangan tentang Muhkam Mutasyabih dari kedua tokoh menurut ulama
klasik maupun kontemporer. Kemudian, membahas perbedaan pendapat
mengenai Muhkam Mutasyabih baik menurut ulama klasik maupun
kontemporer dan yang terakhir peranan muhkam mutasyabih dalam ranah
penafsira n.
Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (library research) yang
menjadikan kitab Al-Itqon fii ‘Ulumil Qur’an dan Mafhum an-Nash Dirasah
fii ‘Ulumil Qur’an sebagai sumber primer. Pendekatan yang digunakan di
dalam penelitian ini adalah studi kajian tokoh, sejarah pemikiran dan sejarah
sosial dari masing-masing tokoh.
Penelitian menggunakan teori historis yang dilihat dari dua sisi yaitu,
pengaruh terhadap pemikiran dengan keadaan lingkungannya dan keharusan
peneliti untuk menganalisis pemikiran tokoh yang sedang ditelitinya.
Adapun kesimpulan yang dari penelitian ini, bahwa konsep Muhkam
Mutasyabih antara kedua tokoh terdapat perbedaan. Diantaranya dari sisi
memaknai sebuah teks menggunakan pemahaman yang berbeda. Di sisi
yang lain, ketika menafsirkan sebuah ayat Al-Qur’an juga berbeda, as-
Suyuthi menggunakan metode tahlili dengan menjelaskan riwayat-riwayat
secara jelas, sedangkan Nashr Hamid Abu Zayd menggunakan metode
hermeneutik |
en_US |