dc.contributor.advisor |
M. Ziyadul Haq |
|
dc.contributor.advisor |
Ade Naelul Huda |
|
dc.contributor.author |
Acep Mutawakil Sirozuddin Iqbal, 217410699 |
|
dc.date.accessioned |
2021-09-18T03:58:20Z |
|
dc.date.available |
2021-09-18T03:58:20Z |
|
dc.date.issued |
2021 |
|
dc.identifier.uri |
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1401 |
|
dc.description.abstract |
Penelitian ini berfokus pada analisis terhadap konsep naskh tokoh Jamal al-Banna. Ia termasuk tokoh yang kontra terhadap naskh, dan tentu hal ini memiliki implikasi terhadap penafsirannya termasuk dalam penafsiran ayat-ayat plularisme dan kepemimpinan perempuan. Jamal al-Banna termasuk yang pro dan sangat mendukung terhadap wacana plularisme dan juga terhadap kepemimpinan perempuan. Hal demikian karena ayat-ayat yang menurut mayoritas ulama sudah dinaskh, menurutnya masih bisa eksis dan bisa menjadi sebuah argumentasi.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sebelum-sebelumnya yaitu sama-sama mengkaji konsep naskh dari berbagai apsek yang terkait dengannya. Namun, selain persamaan juga ada perbedaan yaitu penelitian ini dikhususkan hanya mengkaji tentang konsep naskh Jamal al-Banna dan juga implikasinya terhadap penafsirannya.
Penelitian ini menggunakan content analysis yaitu data atau teks yang penulis analisa adalah semua hal yang terkait dengan konsep naskh Jamal al-Banna dan implikasinya terhadap penafsirannya yang hal ini tertuang dalam karya-karya Jamal al-Banna. Penulis juga memeperkuat penelitian ini dengan pendekatan sosio-historis untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi Jamal al-Banna dalam memahami konsep naskh.
Hasil penelitian bahwa Jamal al-Banna merupakan tokoh yang tidak menerima naskh. Salah satu argementasinya bahwa penafsirat kata “ayat” di dalam Al-Qur’an adalah sebagai “hujjah, dalail dan mukjizat” dan bukan sebagai “nash Al-Qur’an”. Hal demikian berimpliksi terhadap penafsiran Al-Qur’an. Ia mendukung wacana plularisme agama dan kepemimpinan perempuan karena menjadikan ayat-ayat tentang keduanya dijadikan sebagai argumentasi padahal sudah dinaskh oleh mayoritas ulama. |
en_US |
dc.language.iso |
id |
en_US |
dc.publisher |
Pascarajana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta |
en_US |
dc.subject |
Konsep Naskh |
en_US |
dc.subject |
Jamal al-Banna |
en_US |
dc.title |
Konsep Naskh Jamal Al-Banna dan Implikasinya Terhadap Penafsirannya |
en_US |
dc.type |
Tesis |
en_US |