dc.description.abstract |
Skripsi ini menjelaskan tentang tidur dalam QS. Al-Kahf: 18, QS. Al-
Furqan: 47, QS. Ar-Rum: 23, QS. Az-Zumar: 42, dan Adz-Dzariyât: 17-18
adapun pokok-pokok penafsiran yang akan dibahas adalah penafsiran para
mufassir antara lain yaitu, Tantawi Jauhari, Kementerian Agama dan Quraish
Shihab mengenai ayat-ayat tentang tidur. Jenis penelitian ini adalah penelitian
pustaka atau disebut dengan library research.
Penelitian ini menggunakan metode Maudhu’i (deskriptif analisis
komparatif) yang didalamnya membahas 1) Penafsiran tidur dalam tafsir Al-
Jawahir Fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Al-Qur’an dan Tafsirnya, dan Tafsir
Al-Mishbah, 2) Persamaan dan Perbedaan Tidur dalam tafsir Al-Jawahir Fi
Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Al-Qur’an dan Tafsirnya, dan Tafsir Al-Mishbah,
dan 3) Relevasi penafsiran Tantawi Jauhari, Kementrian Agama dan Quraish
Shihab pada saat ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tantawi Jauhari, Kementrian
Agama dan Quraish Shihab dalam menafsirkan QS. Al-Kahf ayat 18 bahwa
Allah menjelaskan keadaan para pemuda Ashabul Kahf sewaktu tidur. Mereka
tampaknya bangun, tetapi sebenarnya mereka tidur, lalu QS. Al-Furqan ayat
47 dan Ar-Rum ayat 23, mereka menafsirkan bahwa Allah menjadikan malam
untuk beristirahat dan siang untuk mencari rezeki-Nya, dalam QS. Az-Zumar
ayat 42 ketiga mufassir menafsirkan bahwa Allah melepaskan ruh nya dari
jasadnya dan memisahkan hubungan keduanya (ruh dan jasad) ketika tidur
baik secara zahir maupun batin. Dan dalam QS. Adz-Dzariyât ketiga mufassir
menafsirkan bahwa Ayat ini menerangkan sifat-sifat orang yang bertakwa,
yaitu sedikit sekali tidur pada waktu malam karena mengisi waktu dengan
beribadah. Kemudian persamaan dari ketiga mufassir adalah bahwa Allah
menjadikan malam untuk beristirahat dan siang untuk mencari rezeki namun
perbedaannya mereka sedikit membahas bahwa tidur disamakan dengan
kematian, karena seseorang pada waktu tidur tidak sadar sama sekali. Pada
zaman sekarang cenderung relevan adalah yang menjadikan malamnya untuk
beristirahat, hal ini karena memang kegiatan tidur di malam hari sudah menjadi
tradisi sejak zaman dahlu. karena pada malam hari manusia cenderung tidak
mempunyai aktivitas berlebih. |
en_US |