dc.description.abstract |
Skripsi ini dilatarbelakangi tentang variasi respon masyarakat muslim
terhadap Al-Qur‟an. Seperti di IIQ Jakarta yang menghidupkan Al-Qur‟an
melalui kegiatan tahfîzh Al-Qur‟an yang mana sudah menjadi bagian
terpenting bagi IIQ Jakarta. Namun terlepas dari keadaan dan kondisi saat ini
yang mengubah segala aspek kehidupan, salah satunya menuntut semua
aktifitas untuk melalukan pembelajaran dengan sistem daring (online).
Penyesuaian baru pada keadaan ini, menjadikan adanya dinamika terhadap
kegiatan tahfîzhul Qur‟an online di era pandemi pada IIQ Jakarta. Pada
perumusan masalah dalam penelitian ini, penulis menfokuskan kepada
problematika terhadap dinamika mahasiswi dan instruktur tahfîzh pada
kegiatan tahfîzh online di era pandemi serta ingin mengetahui faktor-faktor
yang menjadi penghambat dan pendukung selama berlangsungnya kegiatan
tahfîzh online di era pandemi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan
fenomenologi yang digagas oleh Edmund Husserl. Adapun untuk
menganalisis hasil penelitian, penulis menggunakan teori yang digagas oleh
Hans Robert Jauss untuk mengetahui efek dan harapan pembaca pada
kegiatan tahfîzh online di era pandemi. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian kualitatif lapangan, yang mana untuk teknik pengumpulan
data penulis, dilakukan melalui wawancara, observasi sebagai partisipan
berperan serta, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa problematika terhadap
dinamika tahfîzhul Qur‟an online di era pandemi ini yakni, menjadi kurang
efektif dan kurang kondusif, karena sulit untuk menyesuaikan waktu ketika
berada di rumah masing-masing. Sehingga menjadikan demotivasi
(penurunan motivasi) yakni kurangnya motivasi diri jika menghafal dari
rumah dan tidak ada yang bisa dijadikan acuan atau semangat dari temanteman
yang sama-sama berjuang dalam menghafal Al-Qur‟an. Kemudian
terdapat adanya problematika terhadap bacaan Al-Qur‟an mahasiswi yang
masih membutuhkan bimbingan tahsîn secara talaqqi musyȃfahah. Dalam hal
ini karena sulitnya untuk memperbaiki bacaan Al-Qur‟an mahasiswi yang
lebih intens jika dilakukan tahfîzh dengan sistem online.
Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung
terhadap kegiatan tahfîzh online di era pandemi yaitu, faktor penghambat
diantaranya karena jaringan internet yang tidak stabil, suasana lingkungan
yang kurang mendukung, serta sarana dan prasarana yang terbatas.
Sedangkan faktor pendukung diantaranya, adanya fasilitas yang memadai
membentuk karakter-karakter cinta terhadap Al-Qur‟an, mengisi waktu
dengan menghafal Al-Qur‟an, adanya fleksibilitas waktu, bisa multi tasking,
serta lebih meningkatkan kepercayaan diri. Adapun strategi yang dapat
diberikan oleh instruktur kepada mahasiswi dalam mengatasi problematika
xvii
yang dihadapi yaitu dengan cara, instruktur dapat berkomunikasi dengan
mahasiswi dari hati ke hati, dan sering memberikan dorongan motivasi
seperti memberi sebuah kutipan atau quote yang dapat menggungah
semangat mahasiswi untuk menghafal, serta bisa memberikan apresiasi
berupa reward kepada mahasiswi yang selalu mengikuti kegiatan tahfîzh
secara continue dan bisa mengumpuni pencapaian target hafalannya |
en_US |