DSpace Repository

Kontekstualisasi Kaum Nabi Terdahulu dan Relevansinya dengan Kehidupan Modern (Studi Analisis Tafsir Ayat-Ayat Kisah)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Said Agil Husain Al-Munawwar
dc.contributor.advisor Ade Naelul Huda
dc.contributor.author Ahmad Lizar Harahap, 217410700
dc.date.accessioned 2021-10-05T06:43:20Z
dc.date.available 2021-10-05T06:43:20Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1423
dc.description.abstract Tujuan dari penelitian ini adalah: Membuat klasifikasi jejak historis kaum ‘Ad dan Tsamud dalam al-Qur’an; Menjelaskan tafsir terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang mengisahkan kaum ‘Ad dan kaum Tsamud; dan Menganalisis relevansi antara kisah kaum ‘Ad dan kaum Tsamud dalam al-Qur’an dengan realitas kehidupan manusia kontemporer. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu pendekatan sejarah dan pendekatan sosial. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi. Setelah itu, penulis melakukan analisis dengan menganalisis ayat-ayat naratif yang berkaitan dengan kisah kaum 'Ad dan Tsamud yang dihancurkan beserta penafsirannya. Kemudian dikaitkan dengan kesimpulan cerita dengan kehidupan nyata saat ini. Hasil penelitian ini adalah: Pertama; Nafsu untuk mengumpulkan kekayaan menciptakan keserakahan. Konsekuensi negatif dari keserakahan ini sebenarnya sangat besar. Akibat sifat rakus seseorang, banyak orang, usahanya menjadi mati. Sifat keserakahan membuat keadilan semakin sulit didapat. Kedua, Kesombongan adalah Awal Malapetaka bagi Umat Manusia. Kaum Ad dan kaum Tsamud adalah orang-orang yang bangga menerima kebenaran yang disampaikan Nabi Soleh. Sombong (takabbur) adalah perasaan di dalam hati seseorang bahwa dirinya hebat, memiliki kelebihan dibandingkan orang lain, misalnya merasa lebih dalam pada ilmu, kekayaan, keindahan atau sebagainya. Ketiga, Iri hati dan Dengki; Iri hati atau cemburu berarti berharap kesenangan orang lain akan hilang, padahal kesenangan itu tidak harus diteruskan kepada si pendengkur. Penyakit ini bermula dari ketidaksukaannya menjadi sama dengan orang lain; dia ingin tampil lebih tinggi dan lebih istimewa. Ketika orang lain mendapatkan kesenangan yang membuatnya terlihat istimewa, orang tersebut menjadi terluka, karena dia merasa ada sesuatu yang setara atau lebih tinggi darinya. Keempat, Penolakan Kebenaran. Dari penolakan Tsamud atas dakwah yang dibawa oleh Nabi Saleh AS, Allah membawa siksaan kepada mereka berupa bencana alam yang menimpa mereka. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject historis en_US
dc.subject 'Ad dan Tsamud en_US
dc.subject al-Qur'an en_US
dc.subject relevansi en_US
dc.subject manusia kontemporer en_US
dc.title Kontekstualisasi Kaum Nabi Terdahulu dan Relevansinya dengan Kehidupan Modern (Studi Analisis Tafsir Ayat-Ayat Kisah) en_US
dc.type Tesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account