Abstract:
Tesis ini ingin mengungkap penafsiran Al-Qur’an dan Tafsirnya Kementerian Agama RI terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang terkait perilaku agresif yang terjadi di lingkungan keluarga dan masyarakat seperti pergunjingan, pencelaan, pemukulan dan pembunuhan. Metode pembahasan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif-analitis. Deskriptif untuk menggambarkan penafsiran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Tafsirnya yang terkait ayat-ayat perilaku agresif. Adapun perilaku agresif yang dibahas adalah perilaku yang terjadi di lingkungan keluarga dan masyarakat tentang pergunjingan, pencelaan, pemukulan dan pembunuhan. Analitis sebagai upaya eksplorasi mengenai fenomena pemahaman, pemaknaan, dan penafsiran Al-Qur’an. Selanjutnya menganalisis penafsiran Al-Qur’an dan Tafsirnya Kementerian Agama terkait ayat-ayat perilaku agresif. Dari permasalahan di atas dapat disimpulkan, penafsiran Kementerian Agama terkait ayat-ayat perilaku agresif tantang keluarga pada QS. An-Nisâ’[4] ayat 34 yang di dalamnya tedapat pembolehan tindakan pemukulan kepada istri jika istri tidak patuh terhadap suami. Dalam penafsirannya, Al-Qur’an dan Tafsirnya belum membawa penafsiran pada konteks kearifan lokal, sebagaimana kita ketahuai bahwa Indonesia sudah memilik UU PKDRT. Tafsiran dari Al-Qur’an dan Tafsirnya kata wadhribûhunna belum menitikberatkan pada upaya untuk menghindari tindakan pemukulan sebagai opsi yang sangat urgen. Al-Qur’an melarang kepada orang tua untuk bertindak agresif meskipun ia menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Terkait perilaku agresif yang berhubungan dengan masyarakat seperti pergunjingan, pencelaan, bahkan pembunuhan. Al-Qur’an dan Tafsirnya secara umum memberikan perhatian agar manusia menghindari perilaku ini, namun secara khusus, penafsiran yang disampaikan belum memberikan contoh-contoh konkrit yang lebih aktual dengan kondisi masyarakat saat ini. Hal ini menyebabkan masyarakat kurang memahami dan menganggap biasa kasus-kasus yang berkaitan dengan perilaku agresif.
