DSpace Repository

Syafaat dalam Tafsir Mafatih Al-Ghaib Karya Ar-Razi

Show simple item record

dc.contributor.advisor Ahmad Syukron
dc.contributor.advisor Edward Maofur
dc.contributor.author Salim Rusydi Cahyono, 217410778
dc.date.accessioned 2021-10-14T05:40:18Z
dc.date.available 2021-10-14T05:40:18Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1440
dc.description.abstract Tesis ini membahas konsep syafaat menurut ar-Razi yang dituangkan dalam tafsirnya yang terkenal dengan judul at-tafsîr al-Kabîr dan Mafâtîh al-Gaib. Oleh karena itu sumber datanya yang paling utama adalah tafsir tersebut disertai rujukan pendamping berupa tafsir-tafsir lain. Sedangkan objek bahasannya secara garis besar adalah ayat-ayat yang berbicara mengenai syafaat dan bagian-bagian tertentu dalam tafsir ar-Razi yang menafsirkan ayat-ayat itu atau bagian-bagian mana pun dari tafsirnya yang membahas masalah syafaat. Dengan teknik kajian kepustakaan dan pendekatan tafsîr maudhû‘iy (tafsir tematik) ditemukan bahwa, makna asal syafaat, menurut ar-Razi, adalah permohonan yang disampaikan oleh seseorang kepada pihak lain agar memberikan sesuatu kepada orang lain lagi. Secara garis besar definisi yang diberikan oleh ar-Razi ini sejalan dengan definisi yang diberikan oleh para ulama. Perbedaannya hanya terletak pada tidak adanya pertimbangan ‘kedudukan yang lebih tinggi dan lebih rendah’ antara pemberi syafaat dan penerima syafaat. Di samping itu, juga ditemukan bahwa, menurut ar-Razi, syafaat bisa mengambil bentuk doa untuk orang lain, istigfar untuk orang lain, imbalan dari Nabi saw. atas selawat yang dipanjatkan umatnya untuk beliau, tawasul, penyelesaian masalah dengan cara soft (tidak menggunakan kekuatan seperti negoisasi, diplomasi, dan yang semisal), dan pembicaraan makhluk kepada Allah untuk kepentingan makhluk lain. Pemberi syafaat paling utama adalah Nabi Muhammad saw. Akan tetapi, ada pemberi lain yaitu nabi-nabi selain beliau, malaikat, orang mukmin, salat, Al-Qur’an, amal ibadah kaum Muslim. Penerima syafaat yang paling utama adalah pelaku dosa besar sebelum bertobat dalam rangka mengentaskannya dari siksa. Akan tetapi, syafaat dari selain nabi atau malaikat bisa juga diberikan kepada penghuni surga untuk meninggikan derajatnya. Terkait adanya ayat-ayat wa‘d (janji baik) yang mendukung syafaat dan wa‘îd (ancaman) yang menolak syafaat yang sepintas lalu saling bertentangan, ar-Razi mengajukan dua penyelesaian: Pertama, mentarjih ayat-ayat janji atas ayat-ayat ancaman dengan sejumlah alasan, antara lain, jumlah ayat janji yang jauh lebih banyak daripada ayat-ayat ancaman, adanya ayat-ayat tentang pelipatgandaan perbuatan baik menjadi 10 hingga 700 kali lipat, adanya banyak ayat yang menyatakan bahwa Allah Swt. Maha Pengampun, Maha Penyayang, memiliki ampunan, dan lain sebagainya. Kedua, memadukan kedua-duanya dengan memahami bahwa kelak para pendosa akan dimasukkan ke dalam neraka lebih dulu kemudian dimasukkan ke dalam surga untuk tinggal di sana selama-lamanya. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Pascarajana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Syafaat en_US
dc.subject ar-Razi en_US
dc.subject tafsir ar-Razi en_US
dc.subject at-Tafsîr al-Kabîr en_US
dc.subject Mafâtîh al-Gaib en_US
dc.subject pelaku dosa besar en_US
dc.title Syafaat dalam Tafsir Mafatih Al-Ghaib Karya Ar-Razi en_US
dc.type Tesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account