Abstract:
Ad-Dakhîl merupakan kajian yang sangat penting dalam kajian ilmu tafsir. Terbukti dengan banyaknya penelitian yang mengungkap berbagai bentuk ad-dakhîl dalam kitab-kitab tafsir. Hal ini tidak lain karena maraknya pengutipan israiliyyat ke dalam penafsiran-penafsiran para mufasir. Guna mengembalikan nama baik tafsir dan ajaran Islam, maka kajian ilmu tafsir menjadi hal yang sangat bermanfaat. Penulis menjadi salah satu dari sekian banyak pengkaji yang tertarik pada kajian ad-dakhîl dengan menggunakan kitab tafsir al-Azhar terkait ayat-ayat kisah Dzul-Qarnain dan Ya’juj Ma’juj dalam surah al-Kahf.
Adapun rumusan masalah terkait penelitian yang dibahas penulis adalah bagaimana penafsiran Buya Hamka terhadap ayat-ayat kisah Dzul-Qarnain dan Ya’juj Ma’juj dalam surah Al-Kahf? dan bagaimana status ad-dakhîl pada penafsiran Hamka terhadap ayat-ayat kisah Dzul-Qarnain dan Ya’juj Ma’juj dalam tafsir al-Azhar? Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka (library research) dengan menggunakan metode Deskriptif-Analisis. Maka sumber utama dalam penelitian ini adalah kitab Al-Azhar karya Buya Hamka. Sedangkan sumber sekundernya merupakan buku-buku yang membahas ad-dakhîl, jurnal-jurnal isrâîliyyât, skripsi kisah-kisah, dan hadis maudhu.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat 5 riwayat yang tersebar dalam penafsiran Buya Hamka, 2 diantaranya berstatus mardud dan mauquf. Ad-dakhîl yang berstatus mauquf: Pertama, Dzul-Qarnain membangun tembok Cina. Kedua, Ya’juj dan Ma’juj berasal dari bangsa Tartar dan Mongol. Ad-dakhîl yang berstatus mardud: Pertama, Al-Iskandar Al-Maqduni. Kedua, Dzul-Qarnain pergi ke zuhrah. Ketiga, Nabi Adam bermimpi melakukan hubungan badan.
