Abstract:
Dunia per-MTQ-an sudah tidak asing lagi dikalangan para penghafal Al-Qur’an atau para mufassir, Musabaqah Tilawatil Qur’an atau Seleksi Tilawatil Qur’an ini dikenal sebagai wadah untuk menyalurkan minat, bakat, dan potensi peserta, diantara cabang-cabangnya adalah Tahfizh Al-Qur’an, Tilawah Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an dan lain sebagainya. Skripsi ini dilatarbelakangi dengan perbedaan dari berbagai akademisi para peserta lomba Tafsir Bahasa Arab, baik mahasiswa IAT atau mahasiswa Non-IAT, beserta pemahaman-pemahaman para mufassir. Selain itu, ada beberapa perdebatan juga dikalangan masyarakat yang pro-kontra terhadap pelaksanaan MTQ. Tetapi meskipun demikian sesungguhnya MTQ telah memberikan banyak mamfaat kepada para peserta lomba, salah satunya adalah meningkatkan kualitas hafalan dan tafsir Al-Qur’an bahasa Arab, baik dari akademisi IAT maupun non-IAT, serta merupakan sarana efektif untuk mewujudkan pengalaman Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini berkaitan dengan teori yang digunakan penulis yakni teori resepsi dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yang digagas oleh Edmund Husserl. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, yaitu dengan menganalisa dan menjelaskan menggunakan metode deskriptif analisis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, peluang terbesar bagi prestasi para mufassir akan dimiliki oleh mahasiswa jurusan IAT, dengan catatan peserta tersebut menguasai hafalan dan bahasa Arab dengan baik. Meskipun demikian, tidak sepenuhnya menutup peluang bagi mahasiswa jurusan non-IAT untuk bisa menjadi peserta dengan penampilan terbaik, karena prestasi para mufassir terletak pada kualitas pemahaman peserta itu sendiri, baik dari kualitas hafalan maupun penguasaan tafsirnya
