Abstract:
Al-Qur’an menjadi kitab yang sangat mengesankan bagipembacanya
karena ia memiliki hakikat yang sama mengenai arti dan tujuannya. Salah
satu keunikan yang ditemukan di dalam al-Qur’an adalah segi penyampaian
dan pengajarannya. Metode pengajarannya bermacam-macam, salah satunya
adalah metode amtsâl.
Penelitian tentang ayat-ayat amtsâl dalam al-Qur’an menarik untuk
dikaji dan ditelaah. Sehingga penulis mengangkat tema dengan memilih ayat
amtsâl tentang perumpaan kehidupan dunia dan perumpamaan berinfak
perspektif al-Qusyairi dalam tafsirnya Lathâ’if al Isyârât dengan corak sufi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana makna
ayat-ayat amtsâl mengenai kehidupan dunia dan berinfak dalam al-Qur’an
menurut penafsiran al-Qusyairi.
Imam al-Qusyairi mengatakan bahwa perumpamaan dunia dalam al-
Qur’an seperti air hujan yang turun dari langit. Secara isyari, al-Qusyairi
menafsirkan kehidupan dunia seperti minuman yang manis tapi beracun,
berupa madu tapi pahit rasanya setelah ditelan. Ia juga mengungkapakan
bahwa dunia seperti permainan dan senda gurau. Penafsirannya tentang hal
ini yaitu ia menganggap dunia ini seperti mimpi. Maksudnya adalah pada
saatnya nanti manusia akan bangun dari mimpi tersebut. setelah terbangun
dari maimpi itulah yang disebut dengan kampung akhirat.
Maka dari itu, dalam perilaku zududnya, ia menerapkan prinsip
zuhudnya dengan dua tataran, yaitu tataran maqâm dan akhlâq. Dalam
tataran maqâm, al-Qusyairi cukup ekstrem dalam zuhudnya mengenai
kehidupan dunia ini. Baginya, zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu
tentang dunia dan seisinya dan berpaling kepada Allah swt. Sedangkan
dalam tataran akhlâq, ia cukup moderat dalam perilaku zuhudnya
menghadapi dunia yang fana ini. Zuhud baginya bukan berari meninggalkan
dunia seisinya, tetapi menurutnya adalah menggunakan hal-hal duniawi yang
ia miliki untuk jalan menuju Allah swt.