DSpace Repository

Al-Qur’an sebagai Munajat: Resepsi Ayat-Ayat Doa di Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga

Show simple item record

dc.contributor.advisor Arison Sani
dc.contributor.author Barokatul Mutamaroh, 16210727
dc.date.accessioned 2022-02-07T07:50:37Z
dc.date.available 2022-02-07T07:50:37Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1639
dc.description.abstract Kumpulan do'a para Nabi sejak Nabi Adam AS hingga Nabi kita Muhammad SAW memiliki kemuliaan yang jauh lebih hebat, kumpulan doa dan wirid ini terdapat didalam Al-Qur’an yang dirangkum menjadi sebuah buku yang diberi judul Munajat. Kitab munajat yang berisikan wirid wirid dan doa-doa dalam al-Qur’an, dikhususkan semata-mata karna Allah SWT. Setelah melihat betapa manusia berlomba lomba dalam mengamalkan berbagai hizib dan doa buatan manusia, sementara sedikit sekali manusia yang menolehkan pandangannya kepada tuntutan Allah dalam al-Qur’an. Menurut K.H.R. Syarif Rahmat, SQ,MA, munajat dibagi menjadi dua, yaitu: berisi awrad (kumpulan wirid) dari al-Qur’an, dan berisi rangkuman doa. Seluruh doa yang terdapat dalam al-Qur’an, mulai dari Al-Fatihah sampai An-Nas semuanya terangkum dalam Kitab Munajat. Keseluruhannya berjumlah 69 kalimat doa. Adapun organisasi yang menggunakan amaliah kitab munajat adalah jama’ah PADASUKA (Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga). kitab munajat dirangkum oleh K.H.R. Syarif Rahmat, SQ,MA, dan dibukukan sejak Desember 1995. Oleh karena itu, penulis tertarik mengkaji tentang Al-Qur’an sebagai Munajat: Resepsi Ayat-Ayat doa di Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga. Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun data primer dalam penelitian adalah asli dari sumber tangan pertama dan beberapa jamaah yang diwawancarai. Sedangkan Sumber data sekunder yang digunakan terdiri atas al-Qur‘an, buku-buku yang ditulis oleh para ahli yang berpengaruh, skripsi, jurnal, maupun media lainnya seperti internet. Penulis memberi kesimpulan bahwasanya sudah saatnya kaum muslimin kembali merujuk kepada kitab suci Al-Qur’an dalam berdo’a. Namun demikian, penulis menggaris bawahi bahwa hal ini bukan bermaksud menolak apalagi melarang do’a yag dibuat oleh manusia. hanya saja kalaulah dapat doa-doa dalam Al-Qur’an yang didahulukan sebelum yang lainnya, karena ini merupakan sikap penghambaan diri pada Allah SWT. Semua doa atau kumpulan doa sah-sah saja dan baik diamalkan selama tidak terdapat penyimpangan didalamnya. membaca doa yang terdapat didalam Al-Qur’an berarti menegakkan ketentuan syariat karena Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam beragama. Sampai saat ini, banyak dari kalangan Jama’ah PADASUKA yang menjadikan kitab Munajat ini sebagai Amaliah Qur’aniyyah dalam kehidupan sehari-hari. Sampai saat ini, Alhamdulillah Satu-persatu gelora memasyarakatkan Munajat bersinar di Nusantara. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Al-Qur’an en_US
dc.subject Munajat en_US
dc.title Al-Qur’an sebagai Munajat: Resepsi Ayat-Ayat Doa di Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account