Abstract:
Ilmu Pengetahuan yang saat ini mengalami kemajuan di seluruh dunia, mulanya berasal dari embrio pemikiran cendikiawan muslim. Dalam perjalanannya muncul paradigma dikotomi ilmu pengetahuan dan agama yang menyebabkan terjadinya pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan, juga agamawan dan ilmuwan. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan yang saat ini berkembang pesat, pada sentral historis nya ada para cendikiawan muslim yang ikut andil mengkaji Ilmu Pengetahuan berdasarkan sumber hukum Islam pertama, yakni Al-Qur’an.
Al-Qur’an menjadi sumber ilmu pengetahuan, terlepas dimanapun dan siapapun yang mengkajinya, ia tetaplah sumber yang utama. Berangkat dari sinilah penulis melakukan penelitian pada istinbath as-Suyûţî dalam ilmu pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an pada kitab al-Itqôn fî ‘Ulûm Al-Qur’an, untuk kemudian menganalisa ilmu-ilmunya. Penelitian ini bersifat studi kepustakaan (library research) yaitu melakukan penelitian kepustakaan dan mencari informasi melalui kajian teks dari buku-buku, artikel maupun jurnal ilmiah. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif-analisis dengan cara menjelaskan dan menganalisa data berupa ayat-ayat ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an disertai riwayat-riwayat as-Suyûţî dan penafsiran-penafsiran dari para mufassir.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber primer berupa kitab-kitab karangan Imâm Jalâluddîn as-Suyûţî, yaitu al-Itqôn fî ‘Ulûm Al-Qur’an. Kemudian sumber sekunder yang penulis gunakan adalah kitab tafsir al-Iklîl fî Istinbâth at-Tanzîl, tafsir ad-Dûr al-Mantsûr fî Tafsîr al-Ma’tsûr. Husnul Muhâdhoroh karangan Imâm Jalâluddîn as-Suyûţî kitab tafsir Mafâtih al-Ghoib karya Fakhruddîn ar-Râzi.
Penulis berkesimpulan bahwa banyak ayat Al-Qur’an yang menunjukan tentang ilmu pengetahuan, namun perlu dalil yang lain untuk memperkuatnya, disini dibahas bagaimana Imâm as-Suyûţî melakukan proses istinbâth terhadap Ilmu pengetahuan dari Al-Qur’an. Pertama menentukan ayat Al-Qur’an, atau pendapat ulama lain yang menunjukan atau membahas suatu ilmu. Kemudian penulis mencantumkan dalil-dalil berupa ayat, riwayat-riwayat yang saling berkaitan dalam proses istinbâth as-Suyûţî hingga pada akhirnya dapat ditetapkan sebuah ilmu, dan cabang-cabang ilmu darinya.
