dc.description.abstract |
Salah satu problem pada penafsiran Al-Qur’an yang cukup mengkhawatirkan adalah penafsiran terhadap ayat-ayat jihad. Kekeliruan dalam memahami ayat-ayat jihad ini terbukti telah menjadi salah satu penyebab tumbuh-kembangnya gerakan-gerakan radikalisme yang berujung pada merebaknya aksi-aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam khususnya di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji beberapa karya tafsir Nusantara tafsir yang disususn di era modern. Tafsir Nusantara yang dimaksud adalah tafsir yang disusun oleh orang Indonesia, baik menggunakan bahasa Indonesia atau salah satu bahasa suku-suku yang ada di Nusantara, maupun dengan bahasa selain itu seperti bahasa Arab. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori kontekstualisasi double movement Fazlur Rahman untuk mengelaborasi pemahaman para mufassir Nusantara terhadap ayat-ayat jihad, serta mengungkap factor-faktor yang menghindarkan mereka dari ideology jihadis, dan mengangkat beberapa problem penafsiran dalam karya tafsir mereka. Hal ini guna membangun sebuah kerangka pemahaman terhadap ayat-ayat jihad yang sesuai dengan syariat Islam dan budaya Indonesia yang multicultural.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa jihad dalam pemahaman mufassir Nusantara adalah wasîlah dan bukan tujuan. Jihad memiliki banyak bentuk yang penerapannya bersifat temporal. Kedalaman ilmu, kematangan emosi, dan penguasaan terhadap kondisi lingkungan sosial adalah faktor utama yang membentuk para mufassir Nusantara sehingga tidak terjebak dalam ideology jihadis saat menafsirkan ayat-ayat jihad. Namun, meskipun begitu, terdapat beberapa problem dalam penafsiran mereka yaitu: Adanya generalisasi perintah Perang, takwil makna qitâl, adanya reduksi terhadap perintah jihad perang, dan lain-lain. |
en_US |