Abstract:
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pengamatan penulis bahwasannya tidak semua masyarakat memahami dan dapat mengaplikasikan ilmu nagham pada bacaan Al-Qur’an, selain itu, tidak semua orang yang membaca Al-Qur’an bisa merasakan ketenangan hati ketika membaca Al-Qur’an karena adanya beberapa faktor, seperti membaca dengan cepat karna hanya untuk sekedar menyelesaikannya saja. Kajian mengenai lagu bacaan Al-Qur’an/nagham sudah pernah diteliti, namun kajiannya hanya dari sisi historisnya, sisi hadis-hadis anjuran menghiasi Al-Qur’an dengan suara. Selanjutnya, penelitian ini melengkapi penelitian terdahulu dengan merumuskan dua masalah pokok, yakni resepsi estetis dan resepsi fungsional aplikasi ilmu nagham pada bacaan Al-Qur’an para qari’ dan qari’ah di Pondok Pesantren Al-Kautsar Pondok Cabe Ilir Pamulang. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui observasi dan wawancara yang mendalam. Data primer ini didapatkan melalui wawancara terhadap responden yang dipilih secara simple random sampling.
Adapun hasil dalam penelitian ini adalah, bentuk resepsi estetis yang terjadi pada para qari’ dan qari’ah di Pondok Pesantren Al-Kautsar ini adalah meskipun Pondok Pesantren Al-Kautsar dikenal oleh masyarakat sebagai pondok tilawah (mujawwad), namun berdasarkan penelitian ditemukan fakta bahwa aplikasi ilmu nagham pada bacaan Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Kautsar lebih dominan menggunakan murattal. Adapun resepsi fungsional dibagi menjadi tiga, yakni makna obyektif, ekspresif dan dokumenter. Makna objektifnya yaitu menunjukkan bahwa kegiatan membaca Al-Qur’an dengan nagham di Pondok Pesantren Al-Kautsar merupakan suatu rutinitas yang setiap hari dilakukan baik itu proses mengajar atau pembelajaran baik tahsin, tahfiz, dan tilawah. Kemudian makna ekspresif dari aplikasi ilmu nagham pada bacaan Al-Qur’an menunjukkan adanya makna praktis berupa fadilah dari pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an atau surah-surah tertentu. Sedangkan makna dokumenternya tanpa disadari bahwa kegiatan membaca ayat-ayat tertentu, surah-surah tertentu bahkan membaca secara utuh ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca dengan nagham baik murattal atau mujawwad secara terus menerus yang merupakan kegiatan rutin di Pondok Pesantren Al-Kautsar ini tanpa mereka sadari hal ini merupakan suatu pembacaan Al-Qur’an yang menjadi budaya yang dilakukan dan diturunkan secara turun-temurun dan terus berkembang hingga saat ini.
