Abstract:
Al-Qur’an ialah mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw didalamnya tedapat ratusan ayat-ayat yang berbicara tentang berbagai ilmu pengetahuan. Sayangnya perhatian intelektual Islam terhadap pemikiran-pemikiran tersebut sangat minim, bila dibandingkan perhatian mereka pada masalah hukum. Sementara disisi lain kebutuhan terhadap ilmu pengetahuan seperti yang ditunjukkan dalam ayat- ayat yang berbicara tentang manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, langit dan bumi juga tidak bisa dinafikan disamping kebutuhan terhadap hukum dan sebagainya.
Penelitian ini membahas dua hal, pertama; Penafsiran Thanthawi Jauhari dalam Tafsir Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an tentang genetika pada ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung kata min nafsin wahidah ( مِنْ نَفْسِ وَّاحِدّةٍ). Kedua, relevansi penafsiran Thanthawi Jauhari tentang genetika tehadap sains modern. Pemilihan kitab Tafsir Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an karya Thanthawi Jauhari sebagai objek penelitian karena kitab tersebut merupakan kitab tafsir kontemporer yang bercorak ‘ilmi sehingga sudut pandnag tentang genetika lebih mendalam.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif analisis, dimana metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang utuh dan jelas berkaitan dengan penafsiran Thanthawi Jauhari tentang genetika
Dari hasil penelitian ini, penulis mendapatkan kesimpulan; pertama, manusia di bumi mempunyai satu titik umum yang sama yaitu Allah Ta’ala menyebutkan adanya kesatuan dalam penciptaan dan kesaamaan dalam karakteristik, keadaan dan tingkah. Kesatuan dan kesamaan tersebut disebabkan setiap manusia menurunkan gen kepada generasi selanjutnya yang akan terus berproses dan bercampur silang sesuai dengan perkembangbiakan dan penyebaran manusia itu sendiri. Yang artinya setiap anak membawa gen dari orang tuanya terus sampai kepada Nabi Adam as. Kedua, Thanthawi Jauhari sebagai pembaharu pemikiran dibidang penafsiran, dianggap berhasil menghadirkan warna baru dalam penafsirannya yang dapat membuka ruang-ruang dan mengisinya dengan gegap gempita harmonisasi Al-Qur’an dan Sains. Proses genetika yang dikenal dalam teori Mendel dapat berharmonisasi terhadap isyarat-isyarat Al-Qur’an yang begitu lugas diejawantahkan dalam tafsir Jauhari.