Abstract:
Dalam penelitian ini penulis berkesimpulan, bahwa dialektika relasional dalam Al-Qur’an begitu banyak kisah yang sangat inspiratif buat orang-orang yang ingin mengambil manfaat darinya, pun dengan kisah-kisah umat terdahulu kita bisa melihat, menelaah, mempelajari dan mengambil ibrah (pelajaran) agar kita kembali kepada Allah Swt.
Maka oleh karena itu dalam konteks dialog ini para nabi, seperti nabi musa ataupun khidir berhak mendapatkan ilmu dari masing-masing percakapan mereka yang sudah diabadikan dalam Al-Qur’an, Nabi Musa yang awal nya mengakui dan sedikit takabbur dengan ilmu yang dimilikinya kemudian oleh Allah diperintahkan untuk belajar kepada khidir
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data menggunakan library research, Metode tafsir yang digunakan adalah metode tafsir maudhu’i (tematik). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Teori dialektika relasional menggambarkan hidup hubungan sebagai kemajuan dan pergerakan yang konstan, orang-orang yang terlihat dalam hubungan terus merasakan dorongan dan tarikan dari keinginan yang bertolak belakang di dalam seluruh bagian berhubungan. Ketika orang berdialektika, didalam proses interaksi mereka akan selalu berusaha mendamaikan keinginan-keinginan yang saling bertolak belakang, namun mereka juga tidak menghapuskan kebutuhan mereka pada kedua bagian yang saling bertolak belakang tersebut, Maka solusi dalam Islam adalah duduk bareng dan berdialog dengan tidak mengedepankan ego masing-masing.