dc.description.abstract |
Istilah taḥfīẓ Al-Qur‟ān di zaman sekarang, bukanlah peristiwa asing
lagi didengar kebanyakan orang. Banyak orang berlomba-lomba
menyelesaikan hafalan Al-Qur‟an tetapi mereka tidak mengetahui makna
kandungan Al-Qur‟an. Di samping itu juga tradisi taḥfīẓ Al-Qur‟ān di suatu
lembaga formal apabila tidak diarahkan dengan baik dan maksimal
mengakibatkan hafalan yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam penelitian ini penulis ingin mendeskripsikan tradisi taḥfīẓ Al-Qur‟ān
di SMP Pondok Pesantren Al Ittihad, menggali faktor pendukung dan
penghambat serta menganalisis makna di balik tradisi taḥfīẓ Al-Qur‟ān ini.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
objek dan lokasi penelitian. Dalam penelitian sebelumnya hanya fokus
kegiatan pelaksanaan taḥfīẓ Al-Qur‟ān dengan menggunakan toeri
fenomenologi Edmund Husserl, sedangkan pada penelitian ini fokus pada
kegiatan pelaksanaan dan akan mengungkap makna dibalik tradisi ini dengan
menggunakan teori antropologi interpretatif Clifford Geertz.
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif
sekaligus penelitian lapangan (field research). Lokasi penelitian di SMP
Pondok Pesantren Al Ittihad dengan kurun waktu kurang lebih tujuh bulan.
Adapun sumber data primer pada penelitian ini yaitu 22 informan dan sumber
sekundernya berasal dari beberapa literatur yang berhubungan dengan
penelitian. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif analisis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu antropologi
interpretatif Clifford Geertz. berdasarkan studi etnografi.
Adapun hasil temuan dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, Tradisi
taḥfīẓ Al-Qur‟ān di SMP Pondok Pesantren Al Ittihad meliputi empat
kegiatan yaitu kegiatan taḥfīẓ pagi di sekolah, kegiatan taḥfīẓ sore di asrama,
ujian tasmi‟ dan takhaṣṣuṣ surah-surah pilihan. Kedua, Dalam tradisi taḥfīẓ
Al-Qur‟ān di SMP Pondok Pesantren Al Ittihad terdapat faktor pendukung
dan faktor penghambat. Adapun faktor pendukungnya meliputi minat dan
bakat, kecerdasan dan motivasi, guru taḥfīẓ yang mumpuni, penggunaan
mushaf Al-Qur‟an pojok, jadwal dan tata tertib serta lingkungan dan sarana
prasarana yang memadai. Faktor penghambat internal dalam menambah
hafalan meliputi rasa malas. Adapun penghambat eksternal meliputi berbuat
maksiat, ayat-ayat yang asing dan suasana yang kurang kondusif. Faktor
xxi
penghambat internal dalam proses menjaga hafalan meliputi ayat yang telah
dihafal lupa karena rasa malas dan lalai. Adapun faktor penghambat
eksternalnya meliputi terdapat banyak ayat-ayat yang mirip dan sama.
Ketiga, Pemaknaan tradisi taḥfīẓ Al-Qur‟ān di SMP Pondok Pesantren Al
Ittihad dimaknai sebagai wadah dalam mencetak generasi Qur‟ani, sebagai
media dalam menjaga kemurnian Al-Qur‟an, sebagai media dalam
mengangkat derajat, sebagai media menenangkan hati dan pikiran dan
sebagai media mendatangkan rezeki. |
en_US |