Abstract:
Lingkungan masyarakat yang dinamis dengan bermacam-macam
perubahan membuat hidup semakin penuh dengan tantangan. Al-Qur’an
menjelaskan dalam QS. al-Baqarah ayat 155-156 tentang cobaan dan ujian,
ayat 214 tentang bangkit dalam keterpurukan, dan QS. al-Insyirah tentang
hikmah penting dibalik berbagai masalah dan kesulitan. Resiliensi merupakan
kompetensi yang paling tepat dalam menyikapi beratnya tantangan hidup.
Adapun konsep resiliensi ada tujuh yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls,
optimisme, analisis kasual, empati, efikasi diri, dan reaching out.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penafsiran Wahbah Az-Zuḥailī
berkaitan dengan Ayat Konsep Self Resiliensi dalam tafsir Al-Munīr dan
Mengetahui Kontekstualisasi Ayat Konsep Self Resiliensi di Masa Kini.
Penulis memaparkan penafsiran Wahbah az-Zuḥailī karena belum ada
penelitian yang menggunakan tafsir ini dalam menjelaskan ayat tentang
resiliensi. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian Library research (Penelitian Kepustakaan) yaitu dengan
mengumpulkan sumber data primer dan sekunder, kemudian data tersebut
diolah dengan teknik analisis data yaitu metode deskriptif-analisis.
Kesimpulan penafsiran Wahbah Az-Zuḥailī berkaitan dengan ayat konsep
self resiliensi dalam tafsir Al-Munīr dalam QS. al-A’rāf ayat 150, regulasi
emosi tentang contoh kemarahan Nabi Musa terhadap kaumnya karena
kaumnya menyembah sapi. Dalam QS. al-A’rāf ayat 10, pengendalian implus
agar setiap individu tetap mempunyai rasa syukur dan sabar. Dalam QS. az Zumar ayat 53 dan QS. Yusuf ayat 87, Optimisme agar manusia tetap dalam
koridor keimanan sehingga kita tidak mudah untuk berputus asa. Dalam QS.
an-Nisā’ ayat 8, sikap empati agar manusia tetap dapat menciptakan integrasi
sosial. Dalam QS. Ali Imrān ayat 160, efikasi diri berperan penting dalam
kehidupan agar selalu tangguh, yakin, berusaha keras untuk mencapai
keberhasilan. Dalam QS. al-Ghasyiyah 17-20, analisis kasual dalam ayat ini
Allah memerintahkan kepada para hambanya untuk memperhatikan dan
mengambil pelajaran dari makhluk-makhluknya yang menunjukkan
keagungannya. Dalam QS. al-Hasyr ayat 18, mengambil pelajaran dari setiap
permasalahan hidup yang dihadapinya, Adapun kontekstualisasi ayat konsep
self resiliensi di masa kini harus dimiliki oleh resilien dalam menghadapi
kesulitan dan tekanan hidup. Karena Al-Qur’an selalu memberikan solusi dan
mengakomodir segala problematika kehidupan. Permasalahan kehidupan
seorang individu dan sosial selalu dinamis dan berubah-ubah dari masa ke
masa. Dinamika kehidupan selalu beragam dengan segala macam
problematika.