Abstract:
Latar belakang penulis melakukan penelitian ini adalah semenjak lahirnya Undang-undang Jaminan Produk halal, yaitu Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal, hingga kini sudah lahir 8 regulasi terkait sertifikasi dan labelisasi halal. Dan berbagai faktor penerapan sertifikasi dan labelisasi halal, baik terkait titik kritis haramnya produk gunaan hingga faktor produsen mendaftarkan produk barang gunaan agar bersertifikat halal masih menjadi masalah aktual yang terus dibahas di dalam penerapannya. Masyarakat juga mulai bertumpu pada kepastian halal suatu produk barang gunaan sebelum membeli barang tersebut oleh karena itu, dibutuhkan kajian lebih detail mengenai kesesuaian pelaksanaan penerapan sertifikasi dan labelisasi halal pada produk barang gunaan menurut regulasi karena sejak berlakunya UUJPH.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kualitatif yang berupa studi kepustakaan (library research), sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan studi kepustakaan dan inventarisasi terhadap berbagai literatur terkait. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif.
Hasil penelitian Penerapan pelaksanaan telah sesuai dengan regulasi, baik produsen yang memperoleh sertifikat halal saat masih menjadi wewenang MUI, maupun pasca lahirnya regulasi terkait sertifikasi dan labelisasi halal khususnya yang mengatur barang gunaan. Penerapan sertifikasi dan labelisasi halal telah sesuai dengan Maqashid syari’ah, yakni telah memenuhi lima unsur tujuan adanya hukum syariah
