Abstract:
Pada Era modern sekarang ini, media sosial memang sangat berperan penting sebagai sarana utama untuk menyebarkan ajaran Islam. Karena dapat mengakses segala informasi di seluruh dunia. Para da’i dituntut untuk menyampaikan dakwahnya di media sosial dengan retorika yang menarik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Perencanaan retorika dakwah perlu diperhatikan lebih dalam oleh para da’i, seperti gaya bahasa, suara dan gerak tubuh dengan tujuan untuk memahami situasi dan kondisi masyarakat. Hingga saat ini banyak para da’i da’iyah yang menyebarkan dakwahnya melalui media sosial YouTube. Dalam penelitian ini difokuskan untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan retorika dakwah KH. Muhammad Ali Shodiqin. Tujuan penelitian dalam skripsi ini yaitu untuk mengetahui Retorika Dakwah KH. Muhammad Ali Shodiqin dalam channel YouTube Abah Ali Mafia Sholawat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang berisi tentang data dan fakta retorika dakwah KH. Muhammad Ali Shodiqin. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, Analisis yang digunakan yaitu analisis model teori retorika Aristoteles. Teknik pengumpulan datanya melalui observasi, dengan melihat lima video ceramah dari YouTube yang dijadikan fokus penelitian. Penulis berusaha memahami pesan dakwah KH. Muhammad Ali Shodiqin dalam channel YouTube Abah Ali Mafia Sholawat, kemudian penulis menyajikan semua data dari data primer maupun sekunder yang berkaitan dengan subjek dan penulis melakukan analisis.
Hasil dari penelitian ini, retorika dakwah KH. Muhammad Ali Shodiqin meliputi gaya penampilan, gaya bahasa, gaya suara dan gaya gerak tubuh, beliau sangat menguasai pada gestur saat berdakwah, sehingga dapat memberikan efek baik terhadap masyarakat. Dakwah KH. Muhammad Ali Shodiqin banyak dikenal oleh masyarakat luas dengan ciri khas dakwahnya diringi dengan lantunan shalawat dan tarian sufi, sehingga sampai saat ini banyak dari pengikut jama’ah mafia sholawat yang ikut andil dalam dakwah beliau. Kemudian bahasa yang beliau gunakan dalam berdakwah yaitu bahasa jawa dan juga bahasa Indonesia. Sedangkan rasa emosional beliau ketika berdakwah dapat memberikan semangat lebih kepada mad’u dan juga argumentasi yang beliau sampaikan dapat menarik perhatian para mad’u. Kelemahan dakwah dari channel YouTube itu sendiri yaitu tidak ada tanya jawab secara langsung antara da’i dan mad’u sehingga tidak ada umpan balik (feedback) dari mad’u.
