Persepsi Perempuan yang Dipoligami (Studi Komunikasi Interpersonal Pada Masyarakat Kecamatan Sagulung Kota Batam)

Abstract

Poligami selalu menjadi pembahasan yang menuai pro dan kontrak di dalam sistem pernikahan yang ada di seluruh dunia. Agama Islam dan Negara Indonesia sendiri memberikan syarat dan ketentuan dalam menjalankan poligami. Banyak perempuan yang harus menerima poligami dengan berbagai keadaan, ada yang terpaksa menerima, ada yang ikhlas menerima dan ada pula yang menentang keras dengan situasi satu ini, yaitu poligami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif perempuan sebelum dan sesudah dipoligami, dan untuk mengetahui pengalaman hidup perempuan yang dipoligami melalui persepsi perempuan mengenai kehidupannya selama menjalani poligami. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan fenemenologi. Teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan informan yang menjadi narasumber adalah perempuan yang merasa dipoligami khususnya perempuan yang berada di Kecamatan Sagulung Kota Batam. Dari penelitian ini diperoleh bahwa hasil penelitian yang dilakukan bahwa motif perempuan sebelum dan sesudah dipoligami cenderung kepada menerima dengan terpaksa, menolak dipoliami karna merasa dibohongi, pengorbanan yang dikhianati, perasaan damai, keikhlasan demi anak, dan penolakan batin yang tidak bisa menerima. Persepsi Perempuan yang Dipoligami berdasarkan lima teori Abraham Maslow hasilnya adalah perempuan lebih banyak merasakan tidak terpenuhinya kebutuhan fisologis, perasaaan kasih sayang, rasa cinta yang didapatkan, perlindungan, dan perasaan tak dianggap (partner) hidup dan aktualisasi diri.