Abstract:
Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan yang sangat banyak. Keistimewaan tersebut tidak hanya terkait dengan tema-tema pokok Al-Qur’an tetapi terdapat pula pada ayat-ayat kisah. Kisah dalam Al-Qur’an sangat banyak, oleh karena itu pada penelitian ini peneliti fokus kepada kisah nabi Isa AS dalam Al-Qur’an yaitu mengenai analisis gaya bahasa yang dipakai Al-Qur’an dalam menjabarkan kisah nabi Isa AS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan penggunaan gaya bahasa dalam kisah nabi Isa AS dan untuk mengetahui dampak unsur-unsur pembentuk wacana stilistika yang terkandung dalam kisah nabi Isa AS.
Pada kajian ini ditemukan beberapa penelitian yang serupa baik yang berkaitan dengan tema nabi Isa AS secara khusus maupun penelitian yang serupa dalam hal metode analisis yang digunakan. Berdasarkan temuan peneliti, ada sekitar delapan judul penelitian baik berupa buku maupun jurnal yang telah dikerjakan. Berdasarkan temuan kajian pustaka tersebut didapati kesamaan antara kajian terdahulu dengan kajian yang peneliti lakukan serta perbedaan antara kajian pustaka tersebut dengan kajian peneliti baik secara objek maupun metode analisisnya.
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif-analitis dan stilistika sebagai pisau analisisnya. Dasar pemilihan stilistika sebagai pisau analisis adalah karena kekomperhensifan kajian yang dimiliki mencakup semua aspek kebahasaan seperti morfologi, sintaksis, semantik, serta aspek lainnya yaitu imagery atau at-tashwîrî yang kemudian terungkaplah keindahan, kedalaman, dan makna utuh dari gaya tuturan kisah yang dipilih.
Hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa gaya bahasa baik yang mencakup morfologi seperti penggunaan ʻudȗl dari fi’l madhi kepada fi’l mudhȃriʻ atau fi’l amr dengan makna do’a, sedangkan dalam aspek sintaksis ditemukan pengunaan kata dan kalimat atau repetisi yang berbeda agar mengesankan variasi, lalu untuk aspek semantik ditemukan penggunaan sinonimi dan polisemi. Adapun pemanfaatan gaya retoris atau at-tashwîrî dalam kisah ini antara lain seperti tasybih, majaz, istiʻarah, dan kinayah. Pemilihan kata dan kalimat pada kisah ini selain menimbulkan kesan estetik dalam Al-Qur’an, ada juga dampak lain seperti memberikan pemahaman yang lebih detail kepada pembaca.
