dc.description.abstract |
Al-Qur‟an sebagai sumber petunjuk yang utama bagi kehidupan
manusia. Al-Qur‟an dapat dipelajari dari aspek redaksi susunan dan
pemilihan susunan kosa katanya, termasuk kandungan yang tersurat
juga tersirat bahkan sampai pada kesan yang ditimbulkannya, semua
ditulis dalam milyaran jilid buku generasi demi generasi. Al-Qur‟an
sebuah batu mulia yang memancarkan cahaya dengan beragam sesuai
pada sudut pandang mereka. Dalam pelbagai kitab tafsir pada era
klasik hingga kontemporer, term ayat-ayat Al-Quran tentang aṣ-ṣadr
terdapat perbedaan dan persamaan dalam menafsirkan dan memaknai
kata tersebut. Adanya perbedaan pada Al-Qur‟an dan terjemahan ini
menjadi suatu permasalahan yang menarik diteliti, untuk menggali
makna ṣadr lebih dalam lagi. Pada umumnya kata ṣadr memiliki
makna „dada‟, tetapi di dalam Al-Qur‟an tidak hanya memiliki satu
makna namun juga terdapat beberapa makna. Penelitian ini berusaha
untuk mengungkap makna dasar dan makna relasional kata ṣadr,
Menganalisa perkembangan makna sinkronik dan diakronik kata
Ṣadr, dan melihat weltanchauung kata ṣadr dalam Al-Qur‟an.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
semantik Toshihiko Izutsu. Dalam penggunaan analisis ini perlu
memperhatikan makna dasar serta makna relasional. Untuk
memahami makna dasar dan makna relasional maka dilakukan
menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik kata ṣadr, serta
xix
mencoba untuk mengambil makna secara konseptual pandangan
dunia (weltanchauung) dari kata tersebut. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif-analisis yang bertujuan untuk
memaparkan dan menganalisa secara komprehensif makna ṣadr.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap term ṣadr didapatkan
beberapa perbedaan makna di dalam beberapa ayat Al-Qur‟an, yakni
bermakna dada, hati, akal/berpikir, dan pergi. Kata ini ditemukan 45
kali dengan 8 bentuk, 2 bentuk fi‟il (yaṣdiru-yaṣdira), 43 berbentuk
isim (ṣadran, ṣadrahu, ṣadruka, ṣadri, al-ṣudur, ṣuduruhum,
ṣudurukum). |
en_US |