Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya aksi membanggakan diri
yang dilakukan oleh beberapa pihak di media sosial. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman agar senantiasa
dapat lebih bijak dalam menyikapi fenomena yang banyak terjadi di sosial
media dan tidak berlebihan dalam membanggakan diri. Selain itu, penulis
ingin mengkaji bagaimana penafsiran Bisri Musthofa dalam kitab tafsir Al-
Ibr z̅ li Ma‟rifah Tafs r̅ Al-Qur‟ ̅n Al-Az z̅ dan Misbah Zainal Musthofa
dalam kitab tafsir Al-Ikl l̅ f ̅ Ma‟an ̅ Al-Tanz l̅ terhadap ayat-ayat tentang
fakhur (membanggakan diri).
Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
library research (kajian pustaka) melalui sumber primer kitab tafsir Al-Ibr z̅
li Ma‟rifah Tafs r̅ Al-Qur‟ ̅n Al-Az z̅ karya Bisri Musthofa (w. 1977 M) dan
kitab tafsir Al-Ikl l̅ f ̅ Ma‟an ̅ Al-Tanz l̅ Karya Misbah Zainal Musthofa (w.
1994 M). Sementara sumber sekunder nya berupa buku buku, artikel, jurnal,
skripsi, tesis dan disertasi yang berkaitan dengan membanggakan diri. Untuk
tekniknya penulis menggunakan dokumentatif. Sedangkan dalam
menganalisa tafsir ayat penulis meminjam metode muqarran (komparatif)
yang digagas oleh Abdul Mustaqim.
Adapun hasil penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu: Pertama, aspek
penafsiran makna membanggakan diri (fakh ̅r) yang terkandung dalam QS.
An-Nis ̅‟ [4]:36, QS. H ̅d [11]:10, QS. Luqm ̅n [31]:18, QS. Al-Had d̅
[57]:20, dan QS. Al-Had d̅ [57]:23, merupakan membanggakan diri yang
berorientasi pada bentuk objek membanggakan diri yang berkaitan dengan
harta kekayaan duniawi. Kedua, menjelaskan aspek perbandingan penafsiran
Bisri Musthofa dan Misbah Zainal Musthofa. Aspek persamaan adalah samasama
memaknai kata fakh ̅r dengan makna membangakan diri yang
berkaitan harta kekayaan duniawi. Adapun perbedaan yang menonjol adalah
Bisri Musthofa memaknai kata fakh ̅r yakni “kang guk-gukan” sedangkan
Misbah Zainal Musthofa memaknai kata fakh ̅r yakni “agul-agulan”.
Ketiga, menjelaskan relevansi membanggakan diri berdasarkan penafsiran
Bisri Musthofa dan Misbah Zainal Musthofa pada era digital saat ini yakni
menunjukkan bahwa banyak dari beberapa pihak saat ini yang ingin menjadi
terkenal, memiliki banyak harta dan berlomba-lomba dalam membanggakan
diri masing-masing atas apa yang dimilikinya kepada orang lain. Namun
tidak sedikit dari mereka memperdulikan bagaimana cara menjadi kaya dan
terkenal dengan baik dan benar. Mereka hanya terfokus pada hasil yang
diperoleh sehingga mengakibatkan peristiwa-peristiwa serta tindakantindakan
yang tidak dibenarkan dalam ajaran Al-Qur‟an.