Analisis Kisah Aṣḥāb al-Ukhdūd dalam Al-Qur’an (Pendekatan Sastra Muḥammad Aḥmad Khalafullāh)

Abstract

Salah satu kisah di dalam Al-Qur’an yang cukup fenomenal yakni kisah Aṣḥāb al-Ukhdūd yang terdapat dalam surāh al-Burūj ayat 4 sampai ayat 9. Meski kisahnya cukup fenomenal, akan tetapi dalam faktanya kisah Aṣḥāb al-Ukhdūd masih terbilang sedikit yang mengkajinya. Dan sebagian para mufassir terdahulu masih banyak yang membaca kisah ini dengan pendekatan historis saja. Sehingga menurut penulis, ini akan lebih menarik jika mengkaji Aṣḥāb al-Ukhdūd dari sudut pandang sastra, dengan tujuan mampu mendekati pada makna sejati yang terkandung dalam Al-Qur’an. Dengan demikian, tujuan penelitian ini yaitu mengkaji dan mendeskripsikan secara mendetail penafsiran para mufasir terdahulu dalam memahami kisah Aṣḥāb al-Ukhdūd, dan menganalisis kisah Aṣḥāb al-Ukhdūd dengan menggunakan pendekatan sastra yang ditawarkan Muḥammad Aḥmad Khalafullāh (w. 1991 M).Penelitian ini memiliki kesamaan pendekatan dengan penelitian Nurul Himatil ‘Ula “Kisah Raja Zulkarnain Pespektif Muhammad Ahmad Khalafullah” hanya saja objek penelitiannya berbeda. Adapun objek penelitian kali ini menggunakan kisah Aṣḥāb al-Ukhdūd dalam surāh al-Burūj sebagai fokus penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, kepustakaan. Dengan metode deskriptif-analisis menggunakan pendekatan sastra. Adapun hasil penelitian ini adalah, penafsiran para mufasir terdahulu dalam memahami kisah Aṣḥāb al-Ukhdūd baik menurut tafsir Ibnu Kaṡīr maupun tafsir al-Munīr menjelaskan, bahwa Allah melaknat orang-orang kafir di Najran di Yaman yang membakar orang-orang beriman. Mereka memaksa orang mukmin untuk kembali kepada agamanya. Namun orang-orang beriman menolak, sehingga orang-orang kafir tersebut menggali sebuah parit dan menyalakan api di dalamnya. Bagi yang tidak patuh akan ajakan kembali pada agamanya, mereka akan dilemparkan ke dalam parit tersebut. Analisis kisah Aṣḥāb al-Ukhdūd dengan pendekatan sastra Aḥmad Khalafullāh bahwa kisah Aṣḥāb al-Ukhdūd sebagai penguat, agar Nabi semangat berjuang mempertahankan dakwahnya, atas cobaan yang dilakukan kaum Quraisy yang berusaha menghentikannya. Meski penyiksaan, penghinaan dan ancaman yang selalu didapatkan, sejatinya Allah yang akan membalasnya. Surah al-Burūj meski ayatnya pendek tetapi lafadz-lafadznya banyak mengandung keindahan sastra atau (‘ilmu badi’) di dalamnya Seperti kata خْدُود ُ أ ْ وقُود,ال ْ شُهُو د , قُعُو د ,ال Dimungkinkan adanya kisah Israiliyat, karena kisah ini terjadi sebelum agama Islam ada