dc.description.abstract |
Teknologi abad ke-21 menawarkan kemudahan dan kepraktisan yang
tidak tertandingi dalam hal mencari dan mendapatkan informasi. Pentingnya
literasi media saat ini guna menghadapi terpaan media, tak terkecuali dengan
isu moderasi beragama. Sebagai mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam, 9
informan dalam penelitian ini diasumsikan memiliki tingkat literasi media
yang baik dibanding prodi lain. Dikarenakan mata kuliah Sistem Komunikasi
Indonesia yang mereka ikuti menjelaskan bahwa komunikasi sebagai sistem
yang membantu dalam menyusun logika berpikir untuk praktik literasi media.
Melihat dari latar belakang tersebut tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
literasi media 9 mahasiswi Prodi KPI IIQ Jakarta dalam pemasyarakatan isu
moderasi beragama pada media sosial di IIQ Jakarta berdasarkan teori literasi
media dari Lawrence Lessig.
Penelitian mengenai literasi media sudah banyak dilakukan sejak
dahulu. Akan tetapi terdapat perbedaan dalam setiap penelitian. Hal yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian lain adalah subjek mahasiswi
Prodi KPI IIQ Jakarta dan teori literasi media dari Lawrence Lessig dengan
Media Literacy Competency Model 2021, yang mana penulis belum
menemukan penelitian terkait literasi media dalam isu moderasi beragama
dengan teori literasi media dan kompetensi tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data primer
penelitian ini 9 konten mengenai isu moderasi beragama pada Instagram dan
Youtube di IIQ Jakarta dalam kurun waktu 2019-2021 dan 9 mahasiswi Prodi
KPI IIQ Jakarta yang ditentukan dengan purposive sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Kemudian teknik analisis data adalah deskriptif kualitatif model Miles dan
Huberman dengan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi metode.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa literasi media mahasiswi
Prodi KPI IIQ Jakarta dalam isu moderasi beragama berdasarkan teori literasi
media Lawrence Lessig dan Media Literacy Competency Model 2021, meliputi
kemampuan memahami isu moderasi beragama adalah sangat baik.
Kemampuan menganalisisi isu moderasi beragama adalah baik. Kemampuan
mendekonstruksi isu moderasi beragama adalah cukup. Faktor pendukung dan
faktor penghambat literasi media yang paling banyak dipilih sama-sama
berasal dari pengetahuan dan kesadaran. Respon mahasiswi pada aktivitas
moderasi beragama media sosial di IIQ Jakarta terbagi menjadi dua, sudah
sepenuhnya puas terdiri dari 5 mahasiswi dan sudah namun bersyarat (adanya
pertimbangan) terdiri dari 4 mahasiswi |
en_US |