Abstract:
Menurut sistem etika Islam, manusia menduduki tempat pusat di alam. Ia bukan hanya satu elemen dalam kemahaluasan ciptaan Tuhan, melainkan memberikan tujuan bagi semua yang maujud. Manusia diberikan kekuatan akal untuk melaksanakan tugas utamanya di dunia, khalifah fil-ardh dan ia akan dimintai pertanggungjawaban bila ia tidak melakukannya. Untuk memungkinkan melakukan misi Ilahi ini, Islam memandang manusia sebagai makhluk yang bebas dan dibebani tanggung jawab. 1
Manusia disamping sebagai makhluk individu juga disebut makhluk kolektif yang dalam Al-Qur'an diidentifikasikan dengan jelas dalam surat AlHujurat: 13. Sebagai suatu kolektifitas, manusia dikaitkan dengan lingkungannya, dia hams membantu kaum yang lemah dan miskin, bahkan bila perlu mengorbankan hidupnya demi kelangsungan hidup umat (komunitas muslim).
Syekh N awab Heider N auqi mengatakan bahwa suatu negara bertolak dari dan berfungsi mentransformasikan sistem etika Islam, yaitu mengarahkan kegiatan manusia ekonomi (economic man) sehingga terjadi kesatuan antara manus1a sebagai individu dan manusia dalam kolektifitas yaitu masyarakat. Manusia harus dapat menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dalam dan diantara sektor-sektor konsumsi, produksi dan distribusi; menyediakan kelembagaan yang memungkinkan pelaku ekonomi secara individual mampu
merealisasikan potensinya secara bebas tapi dalam kerangka etika Islam.