dc.contributor.advisor |
Huzaemah T. Yanggo |
|
dc.contributor.author |
Ulfiyatul Hayati, 94110130 |
|
dc.date.accessioned |
2022-10-27T08:50:10Z |
|
dc.date.available |
2022-10-27T08:50:10Z |
|
dc.date.issued |
2001 |
|
dc.identifier.uri |
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2135 |
|
dc.description.abstract |
Di era reformasi dewasa ini, berbagai studi tentang wanita telah memperlihatkan betapa telah berlangsungnya suatu perjuangan untuk menegakkan kembali peranan maupun status wanita. Perjuangan itu tidak lain kecuali untuk perbaikan kondisi yang dihadapi wanita, hal mana <lulu masa Jahiliyah yaitu masa pra Islam, wanita di mata masyarakat sangat rendah derajatnya dan dianggap sebagai barang dagangan.1 Adapula dalam konsep kehidupan orang-orang Yahudi, anak perempuan martabatnya sarna seperti pelayan. Jadi ayahnya berhak untuk menjualnya dengan harga rnurah sekalipun. Mereka pada umumnya melihat wanita sebagai laknat atau kutukan lantaran wanitalah yang telah menyesatkan Adam. Bahkan apabila seorang wanita sedang mengalami Haid, mereka enggan makan bersamasama dengannya. |
en_US |
dc.language.iso |
id |
en_US |
dc.publisher |
Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
en_US |
dc.subject |
Feminin |
en_US |
dc.subject |
Pemberontakan Wanita |
en_US |
dc.subject |
Konsep Nusyuz |
en_US |
dc.title |
Kefemininan Wanita Sebagai Pemberontakan "Renungan Atas Konsep Nusyuz" |
en_US |
dc.type |
Skripsi |
en_US |