Abstract:
Di balik tabunya masyarakat membicarakan tentang seks dan seksualitas, tersimpan kekerasan dan eksploitasi seksual yang terjadi pada anak - terutama anak perempuan - di wilayah domestik (dalam keluarganya sendiri). Di lingkup domestik yang dimitoskan sebagai wilayah 'aman' bagi perempuan, ternyata ditemukan fakta sebaliknya, yaitu bahwa perempuan justru rentan mengalami pelecehan seksual, perkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender lainnya (kekerasan yang terjadi karena adanya subordinasi jenis kelamin perempuan) di lingkup tersebut.
Serbuan hujatan dan kutukan terlontar dari berbagai kalangan masyarakat ketika mereka mendengar dan membaca berita bahwa telah terjadi penyimpangan seksual antara ayah dan anak kandungnya dengan memperkosa, menyetubuhi bahkan menghamilinya. Seorang anak laki-laki yang tega memaksa untuk menyetubuhi ibu kandungnya, bahkan seorang kakek yang hampir berada di ambang liang kubur tega memperkosa gadis di bawah umur, lebih-lebih cucunya sendiri. Sebuah berita harian Pos Kota menulis sebuah kasus tentang seorang Bapak yang menodai anaknya hingga hamil dan akhirnya melahirkan