Abstract:
Relasi sains dan agama telah mcnjadi topik yang cukup hangat di kalangan ilmuwan sciring dengan kemajuan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya adalah operasi ganti kelamin. Realitas di masyarakat menunjukkan adanya sekelompok masyarakat yang sejak lahir memang mengalami problem kclamin yaitu adanya kelamin ganda. Sedangkan sekelompok tertentu ada yang merasa tidak puas dengan jenis kelamin yang ada walaupun sudah sempurna. Padahal jenis kelamin sangat terkait dengan hak waris scseorang.
Ketetapan yang pasti dari Allah, uerupa ayat-ayat yang berkenaan dengan hukum waris ini telah dijabarkan sedemikian panjang dan detail. Mulai apa itu warisan, bagaimana cara mewaris, siapa saja yang berhak mcncrima waris bahkan seberapa besar bagian masing-masing ahli waris telah ditetapkan oleh Islam. Apabila dilakukan operasi penggantian kelamin, maka bagaimana status hak kewarisan orang tersebut'?
Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research), maka didapatkan basil bahwa operasi ganti kelamin yang dilaksanakan untuk mengganti/mengubah bentuk kelamin yang ada sehingga mengakibatkan jenis kelamin luar berlawanan dengan jenis kelamin dalam, hukumnya haram dalam Islam dan tidak merubah kedudukannya sebagai ahli waris.
Namun, bila terdapat kelamin luar yang ganda (yang satu sesuai, dan yang satu lagi bertentangan dengan kelamin dalam), maka operasi penyesuaian/penyempumaan kelamin hukumnya mubah (boleh) dan tidak merubah kcdudukannya scbngai ahli waris, akan tctapi lcbih menguatkan statusnya daripada sebelum dilakukan operasi penyempumaan kelamin tersebut.
