dc.description.abstract |
Diskursus mengenai agama sangat sarat dengan muatan emosi, kecenderungan dan subyektivitas individu. Agama mempunyai ajaran yang sangat ideal dan cita-citanya amat tinggi. Bagi pemeluk fanatiknya, ia merupakan ''benda" yang suci, sakral, angker dan keramat. Ia selalu menawarkan jampi-jampi keselamatan, kebahagiaan dan keadilan.
Namun kenyataan berbicara lain, agama tak jarang justru melahirkan permusuhan dan pertengkaran. Fenomena ini dilatari oleh : Pertama,pendewaan agama. Manusia sering terjerumus untuk mendewakan
agama, istilah-istilah agama dan pemuka agama. Tuhan beserta segala sifat yang menyelimuti-Nya berulangkali hilang dari ingatan. Prinsip-prinsip agama . dan ajaran sucinya juga mengalami nasib yang sama. Mereka nyaris habis terpangkas dan tinggal jargon-jargon yang tidak mempunyai nyali. Di sini agama bukan lagi sebagai amalan, namun ia berubah fungsi menjadi semisal markas jaringan "mafia", sehingga tidaklah heran muncul "manipulasi Agama" dan "Korupsi Agama" |
en_US |