Abstract:
Tulisan ini mendiskusikan tentang tipologi nama-nama surah Al-Qur’an, metodologi
penetapannya, karya-karya yang dihasilkan para ulama, dan maqāṣid yang tersirat dari nama-nama
tersebut. Dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif library research, pengolahan data memakai
deskriptif-analitik dan pendekatan maqāṣidī dan sosio-hostoris, terlihat bahwa sumber penamaan
surah diambil dari awal kata, tema pokok surah, term-term yang asing dan unik, dan nama-nama
tokoh. Secara tipologis, tiap-tiap surah memiliki beragam nama. Ada surah yang mempunyai satu
nama, beberapa surah disebut dalam satu nama, dan ada yang memiliki lebih dari satu nama. Dari sisi
redaksional, nama-nama tersebut ada yang berbentuk huruf, isim, dan fi‘il. Adapun metodologi
penetapan surah dilakukan dengan tiga cara; melalui petunjuk Nabi Saw (tauqīfī), ijtihad sahabat atau
tabi’in, dan gabungan antar keduanya. Sementara karya-karya seputar tema ini dapat diklasifikasi
menjadi tiga model yaitu karya utuh, bagian dari book chapter, dan karya untuk kepentingan tugas
akademik. Dari aspek maqāṣid-nya, tiap nama memiliki tujuan dan pesan yang selalu inheren dengan
tema pokok surah. Bahkan nama-nama tersebut mengisyaratkan tentang tata aturan kehidupan, baik
secara individual dan komunal, maupun sosial keagamaan, kebangsaan dan peradaban.
Description:
Dari penjelasan di atas setidaknya terdapat beberapa catatan penting. Pertama, tidak ada naṣ
ṣariḥ dari Nabi Saw yang melarang penyematan nama tertentu terhadap suatu surah. Karena itu,
sepanjang tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama dan tidak mengganggu ketertiban umum,
penyebutan nama satu surah dengan nama lainnya dapat ditolerir oleh para ulama. Misalnya, surah alFīl disebut dengan surah Alam Tara, dan surah al-Insyirāḥ dengan Alam Nasyraḥ. Kedua, kaedah umum
yang dijadikan patokan dalam memberikan nama secara ijtihādī adalah tingkat urgensi tema yang
dibicarakan surah. Hal ini biasanya diambil dengan pertimbangan prioritas, mayoritas dan
urgensitasnya.
Ketiga, jika distratifikasi, urutan nama surah yang paling utama adalah nama-nama yang ada
riwayatnya dari Nabi Saw. Kemudian nama-nama dari sahabat, sebab dimungkinkan mereka pernah
mendengarnya dari baginda Nabi, dan terakhir nama-nama yang berasal dari tabi’in atau ulama
setelahnya. Keempat, dalam konteks hari ini, yang lebih penting dari itu semua adalah menguak rahasia
dan hikmah di balik nama-nama surah, kemudian membumikan dan mengimplementasikannya dalam
kehidupan. Karena itu, perlu dikembangkan kajian mengenai nama-nama surah agar pesan-pesan
agung di balik nama-nama tersebut dapat diejawantahkan dalam rangka pengembangan peradaban.