Abstract:
Penelitian ini berjudul Kompetensi Pemahaman Qirâ’at
Mahasiswi IIQ Jakarta. Penelitian ini memiliki nilai penting minimal
karena beberapa alasan: Pertama, karena Qirâ’at al-Qur’an adalah
salah satu mata kuliah yang menjadi ciri khas IIQ Jakarta, selain
tahfizh, nagham, rasm, ulumul Qur’an dan Tafsir. Meneliti ilmu
Qirâ’at di IIQ Jakarta adalah sesuatu yang tepat dan signifikan.
Kedua, meneliti mahasiswi IIQ Jakarta, berarti juga meneliti
mahasiswi asal DKI Jakarta, karena dari penelitian ini, diketahui
bahwa jumlah mahasiswi IIQ yang berasal dari DKI Jakarta
mencapai 23 % setiap tahunnya.. Artinya meneliti mahasiswi IIQ
terkait erat dengan meneliti mahasiswi asal DKI Jakarta.
Masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah: (1) Sejauh
mana kompetensi dan penguasaan Ilmu Qirâ’at mahasiswa IIQ
Jakarta? (2) Bagaimana Metode Pengajaran yang tepat untuk
pembelajaran Ilmu Qirâ’at? (3) Bagaimana pengaruh latar belakang
pendidikan terhadap tingkat penguasaan mahasiswa terhadap mata
kuliah ilmu Qirâ’at ? (4) Bagaimana keberadaan mahasiswi asal DKI
Jakarta di IIQ dan bagaimana pula kompetensi Ilmu Qirâ’at mereka?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian itu,
penelitian ini menggunakan pendekatan normative dan pendekatan
empiris. Pendekatan normative diperlukan untuk mendapatkan
gambaran tentang bagaimana metode dan model pengajaran Ilmu
Qirâ’at dilakukan, terutama berdasarkan pengalaman dan teori yang
ada. Sedangkan pendekatan empiris diperlukan untuk melihat
sejauhmana tingkat kompetensi dan penguasaan mahasiswa IIQ
Jakarta terhadap pengusaan Qirâ’at. Penelitian ini juga
menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitiatif sekaligus. Ini
yang disebut dengan penelitian kombinasi (mixed methods), dengan
analisa dan penyajian secara deksriptif analitis.
Dari hasil penelitian ini ditemukan hal-hal berikut: Pertama,
Kompetensi mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta bidang
Qira’at sangatlah baik. Indikatornya adalah bahwa nilai ujian ilmu
Qira’at para mahasiswa lebih banyak yang mendapatkan nilai sangat
baik dan baik. Konpetensi sangat baik dan baik ini meliputi
pengetahuan teori qira’at dan parkatekknya (tathbiqnya).
Kedua, Pengajaran yang tepat untuk mengajarkan Ilmu Qira’at
bagi mahasiswi IIQ Jakarta adalah dengan cara pengajaran ilmu
qirâ’at persis pada masa Rasulullah, sahabat, tabi’in, yang dilakukan
iv
dengan sistem talaqqi, atau musyafahah (Rasulullah saw dengan para
sahabat atau berhadapan langsung antara guru dengan murid).
Ketiga, berdasarkan penelitian melalui angket tentang latar
belakang mahasiswa dan nilai mata kuliah yang diperoleh mahasiswa
berlatar belakang pesantren dan bukan pesantren menunjukkan
bahwa: latar belakang pendidikan pesantren atau bukan pesantren
tidak memiliki signifikansi pada kompetensi, penguasaan atau nilai
prestasi mahasiswi IIQ Jakarta dalam bidang Qira’at. Karena
memang, mahasiswa baik lulusan pesantren atau bukan lulusan
pesantren, faktanya membuktikan mereka bisa mendapatkan nilai
sangat baik, dan ada juga yang nilainya sekedar baik saja. Begitu juga
mahasiswa lulusan non pesantren, yang nilainya sangat baik juga
banyak dan ada juga yang nilainya sekedar baik saja. Jadi, baik
lulusan pesantren maupun bukan lulusan pesantren, kemampuan
mahasiswi IIQ Jakarta di bidang Qira’at, rata-rata sangat baik dan
baik, tidak ada yang cukup saja atau bahkan buruk.
Keempat, mahasiswa IIQ Jakarta, khusus yang berasal dari DKI
Jakarta, jumlahnya 23% dari jumlah seluruhnya. Artinya keberadaan
mahasiswi asal DKI Jakarta di DKI, cukup seginifikan, dan artinya
proses pembelajaran di IIQ memiliki urgensi dan arti signifikan bagi
upaya pencerdasan generasi muda DKI. Ini ditambah lagi, fakta
membuktikan bahwa Sementara itu untuk mahasiswa IIQ asal DKI
Jakarta, yang secara keseluruhan adalah 23 % dari jumlah seluruh
mahasiswi IIQ, ternyata juga menunjukkan kualitas kempetensi Ilmu
Qira’at nya juga membanggakan, 53 % diantaranya mendapatkan
nilai A, dan 47 % mendapat nilai B. Tidak ada yang prestasi atau
kompetensinya buruk (C)