DSpace Repository

Studi Kritik Hadis Kafa'ah dalam Sunan Ibnu Majah

Show simple item record

dc.contributor.advisor Ahmad Fudhaili
dc.contributor.author Nur Atiqah, 10210407
dc.date.accessioned 2023-05-22T05:44:53Z
dc.date.available 2023-05-22T05:44:53Z
dc.date.issued 2015
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2792
dc.description.abstract Sebuah hadis dikatakan shahih. ( dalam hal ini shahih lidzatihi) adalah jika sanadnya muttashil, periwayatnya adil dan dhabit, dan sanadnya terhindar dari syudzudz maupun 'illat. Pada masa Rasulullah Saw. kritik atas hadis tidaklah begitu besar. Keberadaan Rasul di tengah-tengah mereka sudah dianggap cukup untuk menjadi narasumber atas persoalan-persoalan agama. Pada masa pemerintahan khulafa · ar-rasyidin. kritik hadis mulai terlihat mencuat. Terbukti dengan semakin berhati-hatinya para sahabat dalam menerima dan menyampaikan hadis. Hal ini mengindikasikan bahwa para sahabat begitu antusias untuk memelihara sunnah Rasul. Ketika permulaan masa tabi'in, geliat kritik hadis semakin besar. Hal ini disebabkan munculnya fitnah yang menyebabkan perpecahan internal umat Islam. Kondisi ini diperparah dengan merajalelanya para pemalsu hadis untuk mendukung golongan tertentu. Iklim yang tidak sehat ini menuntut para kritikus hadis agar lebih gencar dalam meneliti keadaan para perawi. Mereka lalu melakukan perjalanan untuk mengumpulkan sejumlah riwayat, menyeleksi dan membandingkannya, hingga akhimya mampu memberikan penilaian atas setiap hadis. Metode kritik hadis terus berkembang pesat, ditandai dengan lahirnya beberapa karya ulama tentang kritik sanad hadis. Kritikan tersebut ditulis dalam kitab tersendiri dan memuat seluruh riwayat yang dimiliki oleh masing-masing perawi. Hal ini dilakukan agar penilaian atas hadis benar-benar objektif. Selanjutnya, penulisan kritik hadis menjadi lebih sistematis dengan dilakukannya penelitian atas sanad secara terpisah dari matan. Hal ini digagas uleh pakar kritik hadis seperti Ibn AbI Hiltim dalam hukumnya: al-Jarb_ wa at-Ta 'dil yng begitu detail dalam melacak keabsahan hadis dari aspek rnatan dan perawinya. Setelah sejumlah peninggalan ulama tersebut ditelaah kembali oleh para ulama Mutaakhirin seperti al-Mizzi, ad-Dzahabi, Ibnu Hajar dan lainnya, mereka kemudian menciptakan materi-materi kritikan dalam satu buku tersendiri tanpa memuat sanadnya lengkap. Kemudian mereka rnendiskusikan (munaqasyah) komentar-komentar ulama hadis, hingga dapat memberikan penilaian akhir pada sebuah hadis. Dalam hal ini penulis berusaha mengimplementasikan dalam sebuah hadis Nabi SAW yang kaitannya dengan kafii'ah dalam Sunan lbn Majah. Dcwasa ini n1uncul pemikiran yang berupaya mendekonstruksi konsep kafa'ah karena dinilai bias dan sudah tidak memadai untuk kondisi masyarakan saat ini. Kafii'ah rnengandung rnakna seorang calon suami diharapkan sebanding dengan calon istri terutama dalam hal agama, lepas dari faktor kecantikan, kekayaan, status sosial dan lain-lain. Maka di sini Al-Qur'an dan Hadis memberikan so!usinya. Bagaimana cara memilih pasangan hidup yang sesuai dengan tuntunan Nabi Saw. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Kritik Hadis Kafa'ah en_US
dc.subject Sunan lbn Mujah en_US
dc.title Studi Kritik Hadis Kafa'ah dalam Sunan Ibnu Majah en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account