Peranan Saltabat Sltigltar Dalum Periwayatan Hadis (Kajian Kitab Sha/tilt al-Bukhari)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi bhwa Sahabat Nabi sebagai periwayat hadis ditingkat pertama memiliki kedudukan yang sangat penting dan pertama dalam periwayatan hadis. Namun, diantara para sahabat tidak sama kuantitas dalam perolehan dan penguasaan hadisnya. Ada yang memilikinya lebih banyak, tctapi ada yang sedikit sekali. Pada prinsipnya dalam penerimaan hadis tidak ada persyarataan yang ketat siapa saja bolch mcncrima hadis sckalipun anak kecil yang belum baligh karena pcnerimaan hadis sama dengan penerimaan dakwah dan pelajaran keislaman. Akan tetapi dalam penyampaiannya memang memerlukan persyaratan orang-orang tertentu yang dapat membawa amanah hadis yaitu beragama Islam, baligh, adil, clan kuat daya ingatannya (dabht). Kendati demikan bahwa anak-anak yang pada masa Rasulullah SAW. berbeda dari sahabat-sahabat yang lebih semor dan lama kebersamaannya bersama Nabi. Jumhur ulama mcmperbolchkan anak kecil yang .belum mukallaf menerima hadis, asal sudah mumayyiz (kritis dan paham berkomunikasi) sekalipun sebagian ulama ada yang tidak memperbolehkannya. Pendapat jumhur tentunya lebih kuat, karena para sahabat dan tabi 'in menerima periwayatan para sahabat yang masih kecil seperti al-Hasan, al-Husain, Ibnu Abbas dan lain-lain tanpa membedakan antara tahammul sebelum baligh atau sesudahnya. Sehingga disini penulis merasa perlu untuk mengkaji suatu peranan sahabat junior terhadap periwayatan hadis.