DSpace Repository

Hidayah Menurut Penafsiran Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar

Show simple item record

dc.contributor.advisor Arison Sani
dc.contributor.author Nelmi Hidayah, 12210484
dc.date.accessioned 2023-05-23T05:33:07Z
dc.date.available 2023-05-23T05:33:07Z
dc.date.issued 2016
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2816
dc.description.abstract Dalam pembicaraan tentang hidayah banyak disebutkan di dalam Al-Qur' an dengan berbagai bentuk dan pembahasan. Hidayah pada hakikatnya bersumber dari Allah SWT, namun makhluklah yang akan menerimanya. Disini tampak bahwa kata hidayah itu merupakan satu kesatuan antara Maha Pencipta dengan yang diciptakan-Nya. Oleh karena itu, perbincangan masalah hidayah ini sangat global di kalangan :umum. Namun, para cendikiawan Islam terns berusaha menggali suatu ilmu yang belum bisa dijangkau oleh pemikiran umum. Dalam hal ini, penulis hanya berbicara mengenai masalah hidayah yang berkaitan dengan manusia saja sebagai makhluk ciptaan-Nya. Hidayah yang diberikan Allah SWT kepada manusia berupa petunjuk menuju jalan yang lurus. Akan tetapi, para ulama berbeda pendapat dalam hal mengklasifikasikan bentuk hidayah tersebut, seperti Ahmad Musthafa al-Maraghi m.!njadikan hidayah itu dalam beberapa bentuk secara bertahap yaitu: hidayah al-ilham (petunjuk yang diberikan Allah SWT ejak manusia dilahirkan), hidayah al-hawas (petunjuk yang diberikan Allah SWT berupa panca indra), hidayah al-aql (petunjuk dari Allah SWT berupa akal agar manusia dapat berpikir ), dan hidayah ad-din (petnjuk yang diberikan Allah SWT berupa agama sebagai pedoman hidup bagi manusia). Sedangkan menurut Ibn Katsir kata hidayah itu memiliki dua jalan yaitu: jalan menuju kebaikan dan jalan menuju keburukan. Jalan menuju kebaikan ini disebut dengan petunjuk dan taujzk. Sedangkan jalan menuju keburukan itulah kesesatan. Dengan demikian terlihat bahwa Hamka memiliki perbedaan pendapat pula mengenai bentuk hidayah ini. Ia membagi hidayah kepada beberapa bentuk, yaitu: al-irsyad , at-taufik, al-ilham, dan al-dilalah. Ia menyatakan bahwa petunjuk itu akan tercapai bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah S WT, mereka takut untuk mengingkarinya. Sehingga mereka akan mendapat kemuliaan dari sisi-Nya menuju jalan yang lurus yaitu jalan yang di ridhai Allah SWT. Penulis tertarik untuk membahas hidayah menurut pandangan Hamka ini dalam Tafsir al-Azhar karena dilihat dari segi corak penafsirannya yang begitu menarik untuk dibahas, yaitu menggunakan corak adabi ijtima'i, kesastraan dan sufistik. Sehingga pembicaraan penulis mengenai hidayah yang berkaitan dengan manusia dapat dikaitkan dengan corak penafsiran Hamka tersebut. Pandangan terhadap Hamka ini juga karena beliau antusias dalam masalah dakwah dan politik yang menjadi kesinambungan dalam penulisan ini. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Hidayah en_US
dc.subject Hamka en_US
dc.subject Tafsir Al-Azhar en_US
dc.title Hidayah Menurut Penafsiran Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account