Abstract:
Dalam tesis ini ditemukan bahwa persamaan yang ada pada kedua
kitab tafsir tersebut ketika menafsirkan ayat yang dibahas dari aspek bahasa
dan ayat-ayat yang mengandung konseptual umum mengenai ajaran Islam.
Persamaan yang ada tidaklah menjadikan tolak ukur bahwa semua yang
ditafsirkan Quraish Shihab membawa pemikiran Syiah. Selain persamaan
atau pun titik temu, penulis juga menemukan perbedaan, yang menjadi titik
beda antara ath-Thabâthabâ„î dan Quraish Shihab pada saat menafsirkan ayat
secara luas. Identiknya Tafsir al-Mîzân dengan Syiah sangat dirasakan ketika
menafsirkan ayat yang berkaitan dengan ajaran Syiah dan pada ayat yang lain
ath-Thabâthabâ„î mengambil jalur riwayat dari Ahlul Bait juga Imamah.
Sedangkan Quraish Shihab lebih beragam saat melebarkan penafsirannya
dengan memasukkan pandangan dari para ulama klasik dan kontemporer juga
para ilmuwan sains, filosof dan lain-lain tergantung dari apa yang berkaitan
dengan ayat yang ditafsirkan.
Dalam tesis ini, penulismendukung penelitian terdahulu oleh M. Zen
Assegaf yang menulis Disertasi tentang Konsep Tauhid Thabâthabâ„î dalam
Tafsîr al-Mîzân, yang menyebutkan pada dasarnya seluruh isi Al-Qur‟an
adalah menetapkan tauhid yaitu mengesakan Allah dan menafikkan sirik.
Ath-Thabâthabâ„î sebagai ulama Syiah moderat berhasil membantah
kalangan filosof Barat yang mengatakan kemajuan sains dan teknologi
mendorong manusia untuk mendeklarasikan hidup bebas dari campur tangan
Tuhan. Penulis juga mendukung penelitian oleh Ilyas Husti pada jurnal Studi
Kritis Pemikiran Quraish Shihab Terhadap Tafsir Muẖammad Husain
Thabâthabâ„î, yang menyebutkan Quraish Shihab sebagai ulama Sunni moderat yang bersimpati dan berkeinginan untuk mempersempit jurang
pemisah antara Sunni dan syiah, dan terbukanya Quraish Shihab untuk
mempelajari semua mazhab dalam Islam termasuk Syiah sebagaimana yang
didapatinya ketika menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo.
Namun penulis membantahadanya jejak-jejak Syiah dalam penafsiran Al-
Qur‟an Surat al-Anbiya dalam penelitian yang penulis lakukan, karena Ilyas
Husti membahas ayat dalam surat-surat lain dalam Al-Qur‟an selain Surat al-
Anbiya. Adapun sumber utama tesis ini adalah kitab tafsir al-Mîzân dan tafsir
al-Mishbâẖ. Kedua sumber tersebut penulis baca dengan menggunakan
pendekatan tematik kemudian diletakkan dalam kerangka analisis komparatif.
Komparatif karena penelitian ini mencoba untuk membandingkan, mencari
persamaan dan perbedaan pemikiran ath-Thabâthabâ„î dalam tafsir al-Mîzân
dan Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbâh. Kemudian sumber lain yang
juga penulis jadikan rujukan adalah buku-buku yang membahas akidah Islam
secara global atau juga secara terperinci tentag tauhid.