Abstract:
Novel “Kambing dan Hujan” Karya Mahfud Ikhwan mengangkat konflik ideologi pada alur ceritanya. Dibalut dengan kisah cinta Mif dan Fauzia yang begitu pelik sebelum menuju pernikahan karena konflik orang tuanya. Penulis tertarik meneliti “Peran Komunikasi persuasif dalam menyelesaikan Konflik Ideologi pada Novel Kambing dan Hujan” untuk mengetahui bagaimana komunikasi persuasif berperan meredakan konflik ideologi dan membawa akhir cerita yang bahagia.
Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini antara lain oleh Farhana Fauziah (2021), dan Anggun Ekawati (2017), Da’watul Khoiroh (2018), Lailatul Qotriyah (2019), dan Nadzrotul Uyun (2017) penelitian ini sama-sam mengkaji mengenai komunikasi persuasif namun pada subjek yang berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Semnetara itu, penelitian lain dengan subjek kajian yang sama dengan penelitian ini yaitu Dwina Dian (2019), dan Hilda Septriani dkk (2017) dua penelitian tersebut mengkaji novel “Kambing dan Hujan” pada kajian sastra sementara penelitian ini mengkaji dari aspek komunikasi para tokohnya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (Library Research) dengan pendekatan kualitatif. sumber data Primer dari novel “Kambing dan Hujan” karya Mahfud Ikhwan, dan data sekunder yang berasal dari buku-buku, jurnal, review atau ulasan seseorang, esai, dan artikel online terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, dan dokumentasi. Sementara teknik analisa data ditempuh melalui empat tahap yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Sementara itu hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi persuasif memiliki peran dalam menyelesaikan konflik ideologi pada alur cerita novel Kambing dan Hujan. Terdapat metode komuniksi persuasif dalam dialog antar tokohnya yang menunjukan mereka menggunakan pujian untuk mengajak dan membujuk, kemudian menawarkan imbalan untuk mengajak dan menasehati. juga terdapat perdebatan untuk mengalihkan lawan bicara agar setuju dengan apa yang dibicarakan. Metode komunikasi tersebut digunakan para tokohnya untuk menyelesaikan konflik ideologi.
