Abstract:
Qiraat merupakan suatu ragam bacaan Al-Qur’an yang dinisbatkan kepada imam qiraat. Perbedaan ragam bacaan qiraat kadang kala memiliki pengaruh dalam penafsiran dan ada pula yang hanya menjadi penjelas makna qiraat yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan bahwa Al-Qur’an tidak hanya memiliki satu ragam bacaan saja, selain itu juga sebagai penjelas bahwa adanya berbagai macam bacaan dapat memiliki pengaruh dalam penafsiran.
Masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah mengenai bagaimana ragam bacaan qiraat Al-Qur’an pada ayat-ayat farsy al-ḥurūf yang memiliki hukum terhadap sebuah penafsiran dalam surah An-Nisā’ dengan studi kitab tafsir yang digunakan tafsir Jāmi’ al-Bayān ‘An Ta’wīl Āy Al-Qur’ān Karya aṭ-Ṭabarī (w. 310 H/923 M). Persamaan penelitian ini dengan yang telah ada terletak pada tema yang dibahas yakni mengenai ragam bacaan qiraat dalam sebuah penafsiran. Sedangkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada surah yang dikaji.
Penulis menggunakan penelitian jenis kualitatif yang bersifat kepustakaan (library research) dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi dan metode yang digunakan deskriptif analisis, penulis mengumpulkan data, menelaah, dan proses pelaksanaannya cenderung terhadap teori.
Para ulama sepakat bahwa ragam bacaan qiraat yang dapat berpengaruh terhadap perbedaan makna serta lafaz dalam sebuah penafsiran terdapat di dalam farsy al-ḥurūf, dan di dalam surah An-Nisā’ penulis menemukan 15 farsy al-ḥurūf yakni pada ayat 1 (memiliki 2 lafaz farsy al-ḥurūf), ayat 3, ayat 5, ayat 10, ayat 11, ayat 19, ayat 25 (memiliki 2 lafaz farsy al-ḥurūf), ayat 31, ayat 34, ayat 43, ayat 95, ayat 128, ayat 135. Sedangkan di dalam kaidah umum (uṣūliyyah) tidak memiliki pengaruh terhadap makna.
